Koalisi Keadilan: Presiden Harus Berani Copot Kapolri Listyo Sigit Terkait Kerusuhan 28-30 Agustus
Pesan Redaksi iNews
Kami mendukung penyampaian aspirasi dengan cara yang bermartabat. Unjuk rasa hak setiap warga, jangan sampai merusak, melukai, atau memecah belah.
Tetap menjaga ketertiban, menghargai sesama, dan menjukkan bahwa suara rakyat bisa disampaikan dengan damai..
JAKARTA, iNewsBogor.id - Koalisi Keadilan menilai Kapolri Jenderl (Pol) Listyo Sigit Prabowo sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam peristiwa kerusuhan yang terjadi sepanjang tiga hari terakhir. Koordinator Koalisi Keadilan, Fuad Adnan beralasan Kapolri Listyo Sigit seharusnya berupaya untuk sigap menjaga situasi keamanan saat sejumlah aksi demonstrasi pecah menjadi kerusuhan.
“Kami (Koalisi Keadilan) melihat ada fungsi Kapolri (dalam hal memelihara keamanan dan ketertiban) yang tidak berjalan selama dua-tiga hari terakhir. Padahal sebagai pucuk pimpinan tertinggi Kepolisian, Kapolri seharusnya mampu memastikan keamanan dan ketertiban umum di masyarakat,” ujar Fuad dalam keterangan kepada awak media, Sabtu (30/8) malam.
Karena itu, bagi Fuad, Presiden Prabowo harus berani mengevaluasi tugas dan fungsi Kapolri Listyo Sigit selama berlangsungnya protes dan kerusuhan selama tiga hari terakhir (28-30 Agustus 2025). Pasalnya, menurut aktivis 1998 ini, sebagai Kepala Pemerintahan, Presiden Prabowo memiliki hak prerogatif untuk mengevaluasi, mencopot dan mengganti Jenderal Listyo Sigit.

“Jadi ini memang soal keberanian Presiden Prabowo. Saya kira Presiden harus berani copot dan ganti Kapolri Listyo Sigit. Itu hak prerogatif yang dimiliki Presiden, dan harus digunakan untuk kepentingan masyarakat banyak. Apalagi dukungan publik untuk mengganti Kapolri Listyo Sigit juga terus mengalir,” ucap dia.
Menurut Fuad, dengan pergantian Kapolri Listyo Sigit, ada harapan perubahan pendekatan keamanan dalam menangani demonstrasi masyarakat. Dengan demikian, ungkapnya, akan muncul optimisme publik terhadap agenda reformasi Polri yang dinilai tidak akan berjalan di tempat di era kepemimpinan Kapolri yang baru.
Kapolri Listyo Sigit, bagi Fuad, cukup gagal untuk menangani agenda demonstrasi sehingga menyebabkan insiden kematian saudara Affan Kurniawan.
“Saya kira memang sudah waktunya Jenderal Sigit bersikap legowo melepaskan jabatannya sebagai Kapolri. Beliau harus bijak menyerahkan estafet kepemimpinan kepada generasi Polri berikutnya yang mungkin mampu mengubah pendekatan keamanan dalam demonstrasi dan serius mendorong agenda reformasi Polri. Tidak boleh lagi ada insiden kematian dalam penanganan demonstrasi,” tegas dia.

Seperti diketahui, demonstrasi yang berubah menjadi kerusuhan dan perusakan sejumlah fasilitas umum terjadi dalam rentang waktu tiga hari berturut-turut di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Demonstrasi yang menjadi kerusuhan bahkan meluas ke daerah di luar pulau Jawa, seperti Makassar, Majene, Pontianak, Banjarmasin, dan NTB.
Editor : Furqon Munawar