IPB University Gelar ICMS 2025: Dorong Peran Ilmu Kelautan dalam Ekonomi Biru Berkelanjutan
BOGOR, iNewsBogor.id - IPB University melalui Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), resmi membuka The 6th International Conference on Marine Science (ICMS) 2025, di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, Rabu (17/9/2025). Mengusung tema “Advancing Marine Science for a Sustainable Blue Economy”, konferensi dua hari ini menjadi wadah kolaborasi antara akademisi, peneliti, pembuat kebijakan, dan pelaku industri kelautan dari dalam dan luar negeri.
Dibuka secara resmi oleh Lead Specialist GEF Agency WWF Heike Lingertat. Turut hadir Dr I Nyoman Radiarta (Kementerian Kelautan dan Perikanan) serta sejumlah pembicara internasional, seperti Dr Huang Wen-Chien (National Sun Yat-sen University, Taiwan), Prof Waka Sato-Okoshi (Tohoku University, Jepang), dan Dr Nils Krueck (University of Tasmania, Australia).
Konferensi ini merupakan hasil kolaborasi IPB University dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui program hibah Global Environment Facility-6 (GEF-6) Coastal Fisheries Initiative (CFI) Indonesia. Kegiatan ini ditujukan untuk memperkuat kontribusi ilmu kelautan dalam mewujudkan pembangunan ekonomi biru yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis sains.
Dekan FPIK IPB University, Prof Ferdinan Yulianda dalam sambutannya menekankan bahwa ICMS-6 merupakan bukti komitmen IPB University untuk menguatkan peran ilmu pengetahuan dalam pembangunan berkelanjutan.

“Konferensi ini bukan hanya forum akademik, tetapi juga ruang bersama untuk mencari solusi nyata terhadap tantangan kelautan Indonesia dan dunia,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa kerja sama lintas disiplin dan lintas negara sangat dibutuhkan untuk menjawab kompleksitas persoalan laut. “Ekonomi biru hanya bisa terwujud bila kita mampu menggabungkan inovasi ilmiah, kebijakan yang tepat, serta keterlibatan masyarakat. Tidak ada satu pihak pun yang bisa berjalan sendiri,” kata Prof Ferdinan.
Menurutnya, ICMS menjadi momentum penting untuk menyatukan visi menuju pengelolaan laut yang lebih bijak. “Melalui forum ini, kita berharap lahir pemikiran-pemikiran strategis yang dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai negara maritim besar dengan laut sebagai pusat kemajuan,” tuturnya.
Di forum yang sama, Guru Besar Ekologi Pesisir dan Laut IPB University, Prof Dietriech G Bengen, menyoroti posisi strategis pulau-pulau kecil dalam mewujudkan ekonomi biru Indonesia.
“Pulau-pulau kecil bukanlah wilayah terpencil yang terpinggirkan, melainkan pusat kemajuan untuk mewujudkan ekonomi biru yang berkelanjutan,” tegasnya di hadapan ratusan peneliti, akademisi, praktisi, dan pemangku kepentingan dari dalam dan luar negeri yang hadir.

Prof Dietriech menambahkan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar memiliki lautan luas dan ribuan pulau kecil yang justru harus dilihat sebagai kekuatan bangsa.
“Mari kita lihat pulau-pulau kecil sebagai laboratorium hidup untuk masa depan, di mana ilmu pengetahuan, teknologi, kebijakan, dan kearifan lokal bersatu demi keberlanjutan,” pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia diwakili Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KKP) Dr. I Nyoman Radiarta, S.Pi, M.Sc mengapresiasi penyelenggaraan simposium internasional yang digagas IPB University bekerjasama dengan GEF-6 CFI Indonesia yang menurutnya sangat strategis dalam menyediakan blue food atau pangan biru dalam kerangka blue economy bagi masa depan Indonesia.
“Kami sangat mengapresiasi penyelenggaraan simposium internsional ini dalam rangka mengidentifikasi dan mendapatkan masukan masukan dari para akademisi dari berbagai pihak baik nasional maupun internasional bagaimana kita menyusun strtegi secara bersama sama untuk menyiapkan blue food atau pangan biru kedepan yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujarnya.
Lebih dari 200 peserta menghadiri ICMS 2025, terdiri dari akademisi, perwakilan pemerintah, pelaku industri maritim, hingga mahasiswa. Mereka berasal dari berbagai institusi nasional dan internasional.Selain sesi pleno, konferensi juga menyuguhkan diskusi panel dan presentasi paralel hasil riset terkini, mulai dari oseanografi, biodiversitas laut, hingga kebijakan pengelolaan wilayah pesisir.

Melalui ICMS 2025, diharapkan lahir rekomendasi kebijakan berbasis ilmiah yang dapat memperkuat implementasi ekonomi biru nasional, dengan pendekatan holistik antara ekologi, ekonomi, dan sosial.
Editor : Furqon Munawar