Dibia juga mengisahkan pengalamannya ketika bersama teman-temannya sekolah dasar (SD) diperintah sekolah menyambut rombongan Presiden Soekarno yang akan melintasi Jalan Raya Batubulan Gianyar.
Para guru dan siswa lalu berangkat dengan jalan kaki sekitar 10 kilometer dari sekolah mereka di Singapadu menuju Batubulan. Setibanya di jalan raya, mereka lalu membentuk pagar betis.
Di saat menunggu rombongan presiden lewat, hujan lebat turun. Hari itu, mendung memang sudah menyelimuti sejak pagi.
"Dengan seragam sekolah basah kuyup, semua tetap berdiri di pinggir jalan sambil mengibarkan bendera di tangan," imbuh Dibia.
Dibia yang kini telah pensiun sebagai guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu masih ingat betul, beberapa menit sebelum iring-iringan rombongan Presiden Soekarno akan melintas, hujan tiba-tiba saja terhenti.
"Mobil presiden dan rombongan tidak terlihat basah saat melintas," ungkapnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait