RIYADH,iNews.id - Algojo pemacung leher tahanan yang telah divonis mati pengadilan di Arab Saudi mempunyai syarat khusus.
Seorang algojo terkenal di Arab Saudi yang bernama Abdallah menegaskan, menjadi algojo pantang merasa iba para terpidana mati.
Hukuman mati menjadi salah satu yang banyak dibicarakan orang di Arab Saudi. Kerajaan ini menjadi salah satu dari lima negara di dunia yang paling banyak mengeksekusi narapidana.
Arab menempati posisi ketiga dalam penerapan hukuman mati pada 2014, setelah China dan Iran. Di bawah Arab Saudi, terdapat Irak dan Amerika Serikat (AS), berdasarkan data Amnesty International.
Algojo merupakan orang yang melakukan eksekusi mati kepada tahanan yang telah divonis pengadilan. Lalu, apakah terdapat syarat khusus untuk menjadi seorang algojo di Arab Saudi?
Melansir BBC, Kementerian Pelayanan Publik Arab Saudi tidak memberikan kualifikasi khusus bagi mereka yang berminat melamar sebagai algojo.
Seorang algojo terkenal di Arab Saudi yang bernama Abdallah menegaskan, menjadi algojo pantang merasa iba para terpidana mati.
Pasalnya, hal itu akan membuatnya gagal menjalankan tugas memenggal kepala sang terpidana mati.
Selain itu, sejarawan dari Vanderbilt University di Tennessee, Amerika Serikat, Harrington, menuturkan bahwa seorang algojo secara tidak langsung memiliki tingkat melek huruf yang luar biasa tinggi.
Bahkan, beberapa algojo ada yang merangkap bekerja sebagai dokter. Memiliki ketelitian dan pengetahuan khusus tentang anatomi tubuh manusia mampu memperlancar seorang algojo dalam proses eksekusi.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta