Nikotin Vape menggunakan cairan yang menjadi bahan bakar yang digunakan untuk proses pembakaran. Asap yang dikeluarkan akan memiliki aroma yang beragam seperti buah-buahan.
Karena itulah sejak 2016 Badan pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menggolongkan rokok elektrik sebagai produk tembakau dan mengaturnya sesuai undang-undang pertembakauan.
Pada awal kehadirannya, Vape dianggap sebagai alternatif produk tembakau yang lebih sehat. Namun, selama 10 tahun riset menemukan bahwa fakta yang ada tidak selaras dengan klaim tersebut. Dalam penelitian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) diketahui dampak merokok Vape sama berbahayanya dengan rokok konvensional. “jelas dan benar penggunaan Vape dapat memicu serangan jantung, dan bahaya kandungan Pm 2.5 bagi kesehatan tubuh maupun lingkungan.
Kandungan ini menghasilkan kandungan partikel halus layaknya asap knalpot dan sejenis lainnya yang berbahaya bagi jantung dan paru paru” jawab dr. Andrew
Pada rokok tradisional, aliran darah meningkat sedikit setelah menghisap rokok dan kemudian menurun setelah asap dilepaskan. Namun, aliran darah menurun baik saat mengisap maupun melepaskan asap pada perokok elektronik.
Akibatnya, kadar oksigen dalam darah berkurang dan laju aliran di pembuluh darah turun yang dapat mempengaruhi fungsi jantung, yang membutuhkan asupan darah dan oksigen yang memadai.
"Apapun bentuk rokoknya, resikonya akan sama dan akan menurunkan kualitas kesehatan pada tubuh. Lakukan sejumlah pencegahan dengan berhenti merokok, mulai hidup sehat dengan pola yang teratur, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan rendah gula. Segera lakukan pemeriksaan pada faskes terdekat, jika dianggap terdapat gangguan abnormal.”
Menutup sesi singkatnya, dr Andrew E.P Sunardi Sp.JP yang jadwal prakteknya di Rumah Sakit yang berlokasi di jantung Kota Bogor ini dengan mendownload Aplikasi My Siloam.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait