Tidak Ada Kerjaan, Ribuan Buruh Pabrik di Sukabumi Putuskan Mengundurkan Diri

Ifan Jafar Siddik
Resesi ekonomi 2023 di depan mata. Foto: Okezone

SUKABUMI, iNewsBogor.id - Resesi adalah kondisi perekonomian yang mampu membuat perusahaan jatuh bangkrut. Hal Ini diakibatkan menurunnya daya beli masyarakat yang berimbas pada penurunan pendapatan perusahaan dan mengancam arus kas.

Resesi ini pun sangat berdampak pada perekonomian perusahaan yang menyebabkan terjadinya pengurangan pegawai. Seperti yang terjadi di Sukabumi, sebanyak 2.000 karyawan PT Pratama Abadi Industri, tepatnya di Jalan Raya Sukabumi – Cianjur, Kilometer 14, Blok Satong Parigi, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, mengundurkan diri.

General Manager PT Pratama Abadi Industri, Lutfi Ahmad mengatakan, pengurangan karyawan ini hampir 20 persen, akibat dari resesi ekonomi global yang melanda dunia, termasuk kepada perusahaan-perusahaan ekspor. Ini terjadi, karena hasil produksi tidak bisa maksimal melakukan ekspor ke negara Eropa.

“Akhirnya, kami melakukan pengurangan karyawan dengan program pengunduran diri secara sukarela. Kita ini perusahaan job order, ordernya yang pasti-pasti saja. Intinya jika perusahaan ada order, maka ada banyak karyawan, tidak ada order, tidak ada kerja. Nah otomatis aktivitas di perusahaan juga berkurang,” kata Lutfi Ahmad.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan sepatu ini, sambung Lutfi Ahmad, memiliki jumlah total karyawan sekitar 20.000. Dari jumlah puluhan ribu ini, sekitar 2.000 karyawan PT Pratama Abadi Industri telah melakukan pengunduran diri secara sukarela.

“Jadi, 2000 karyawan ini, bukan di PHK ataupun PKWT yah, Tapi, mereka ini memang melakukan pengunduran diri secara sukarela. Jadi, sekarang seluruh pabrik sepatu, industri garmen dan padat karya yang otentik export semuanya terdampak. Karena pasaran kita dunia, kalau situasinya di luarnya tidak kondusif seperti yang terjadi antara perang Rusia-Ukraina berdampak pada ekspor berkurang,” paparnya.

Seperti halnya di PT Pratama Abadi Industri melakukan ekspor untuk tujuan ke Negara Amerika, Jerman dan negara bagian Eropa lainnya.

“Akibat saling embargo, terutama yang bertujuan ekspor ke negara Eropa. Hari ini, mereka lebih penting makan dari pada beli sepatu,” tambahnya..

Lebih lanjut Lutfi Ahmad menjelaskan, saat melakukan pengurangan karyawan di PT Pratama Abadi Industri, ia menilai cukup kondusif. Ini dapat terjadi karena adanya faktor kepercayaan dari karyawan terhadap serikat pekerja dan perusahaan tersebut.

“Jadi, kita sudah coba pada saat pandemi Covid-19 itu, hampir ribuan karyawan kita kurangi akibat wabah virus itu. Tapi setelah Covid-19 landai, kita panggil kembali karyawan yang terdampak dengan Covid-19 untuk bekerja di sini. Nah, nanti juga kalau semisal resesi ekonomi global ini, sudah kondusif. Maka, kita akan panggil lagi mereka yang melakukan pengunduran diri itu, untuk kembali bekerja di perusahaan ini,” ungkapnya.

Untuk itu, dalam menyikapi persoalan krisis ekonomi global ini, semua pihak harus bergandengan tangan untuk bersama-sama dan mempertahankan dunia industri di Sukabumi.

“Saya berharap kepada pemerintah harus bisa menjaga tatanan, supaya investor tetap aman, terkendali, kondusif agar bisa berjalan dengan roda dan ritme perusahaan sesuai kemampuannya. Apabila hal tersebut tidak terkendali perusahaan tidak akan berjalan,” sambungnya.

Selain itu, dengan musibah adanya krisis dunia ini, ia juga sangat mengapresiasi kepada seluruh karyawan yang sudah sukarela mengundurkan diri untuk tidak bekerja di perusahaan tersebut. Meski demikian, pihak perusahaan tetap memberikan uang pesangon sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Yakni, 1 x PMTK dan plus hak-hak buruh.

“Insya Allah, nanti krisisnya berakhir, ordernya naik, karyawan yang kemarin mengundurkan diri, akan kita rekrut kembali. Berdasarkan data dari HRD dan serikat pekerja serta sesuai komitmen dengan catatan perusahaan normal kembali,” jelasnya.

Sementara itu, Sekjen PUK SP TSK- SPSI PT Pratama Abadi Industri, Makmun membenarkan bahwa sebanyak 2000 karyawan di PT Pratama Abadi Industri ini, telah melakukan pengunduran diri akibat dari resesi ekonomi global tersebut.

“Krisis global ini sangat mempengaruhi pada dunia industri. Khususnya pada sektor padat karya. Sehingga, secara terpaksa kita harus mengikuti kebijakan-kebijakan agar bagaimana caranya menyelamatkan perusahaan agar tidak gulung tikar,” jelasnya.

Dari jumlah puluhan ribu karyawan yang bekerja di PT Pratama Abadi Industri ini, ujar Makmun, hampir 94 persen jumlah karyawannya tergabung dalam serikat PUK SP TSK- SPSI PT Pratama Abadi Industri.

Sementara, yang terkena dampak atau karyawan yang melakukan pengunduran diri secara sukarela itu, hampir 2.000 karyawan dan semuanya mayoritas merupakan anggota dari PUK SP TSK- SPSI PT Pratama Abadi Industri.

“Jadi, ada sekitar 20 persen buruh yang melakukan pengunduran diri akibat krisis ekonomi global itu,” pungkasnya.

Editor : Ifan Jafar Siddik

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network