Menurut keluarganya, Obong takut dosa-dosanya selama menjabat - termasuk korupsi yang berlipat ganda - akan membawanya ke neraka. Dia juga meminta agar saudara laki-laki dan perempuannya hadir ketika jasadnya dipindahkan ke peti mati, untuk memastikan bahwa istrinya mengamankan uang di peti matinya.
Tetapi setelah gereja menemukan permintaannya yang aneh, para tetua komunitas menggali uang itu dan mengembalikannya kepada keluarga pria itu, dengan mengatakan bahwa mengubur seseorang dengan uang adalah tabu.
Salah satu pendeta di daerah tersebut, Pendeta Joel Agel Awio, terkejut dengan langkah tersebut dan mengatakan tidak ada uang yang dapat membeli kehidupan kekal, dan Tuhan tidak dapat menerima “jabat tangan emas” seperti itu.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait