MENDAPAT hidayah Allah Ta'ala lalu menjadi Mualaf adalah karunia terbesar. Nah hal ini juga dirasakan dua tokoh pemuka agama Non-Muslim.
Inilah yang dialami oleh dua pemuka agama senior yaitu Agustinus Crishtoper Kainama dan Petrus Kali.
Tentunya keputusan kedua pemuka agama terkemuka tersebut untuk memeluk agama Islam tidaklah mudah dan menemui jalan berliku. Mereka pun harus mempelajari ajaran Islam lebih dalam lagi.
Seperti apa kisah mualaf dua orang mantan pemuka agama tersebut? Berikut ini selengkapnya, seperti dikutip dari kanal YouTube Kisah Mualaf Terbaru Religi, Senin (3/1/2022).
1. Agustinus Christover
Christover Kainama dahulu merupakan seorang pemuka agama. Dia memutuskan memeluk agama Islam pada 26 Agustus 2009, bertepatan dengan bulan Ramadhan.
Christover mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat. Dia merupakan keturunan dari Ambon dan hidup di tengah keluarga yang taat beragama.
Keputusan mualaf tersebut membuat dirinya harus dikucilkan dari keluarga. Dia mengaku keyakinannya memeluk Islam bukan karena mempelajari Alquran saja, melainkan juga setelah memperdalam kitab agama sebelumnya.
Christover sudah menjadi seorang pemuka agama sejak 2005. Bahkan, dirinya pernah mengunjungi tempat-tempat suci untuk menimba ilmu agamanya dahulu.
Menariknya, setelah mempelajari ilmu kitab, Christover menemukan bahwa sosok agung yang selama ini dia ajarkan kepada jemaat ternyata tidak sama seperti dalam kitab aslinya.
Sejak tahun 2000, fondasi keimanannya mulai runtuh. Setelah memeluk Islam, Agustinus Christover Kainama mengganti namanya menjadi Ahmad Kainama. Ia pun melepaskan jabatannya sebagai pemuka agama.
2. Petrus Kali
Petrus Kali merupakan pemuka agama asal Sulawesi Tengah yang sudah bertugas selama 22 tahun lamanya. Dia menyatakan memeluk agama Islam setelah mendapat hidayah dari Allah Subhanahu wa ta'ala.
Sebelum menjadi mualaf, Petrus yang berusia 55 tahun ini sering mengalami sakit-sakitan, kemudian sembuh. Hal itu menurutnya terjadi karena kuasa Allah Subhanahu wa ta'ala.
Selama ini Petrus tinggal di dekat rumah ibadah. Setelah melantunkan dua kalimat syahadat dan sudah resmi memeluk Islam, Petrus Kali mengubah namanya menjadi Ahmad Fikri.
Selain Petrus, sebanyak 18 pengikutnya dari 6 keluarga yang merupakan warga setempat juga memutuskan menjadi mualaf.
Wallahu a'lam bishawab.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait