LSI: 90% Lebih Masyarakat Puas, Erick Thohir Dinilai Sukses Bawa Perubahan Sepak Bola Indonesia

Lusius Genik N.L.
LSI: 90% Lebih Masyarakat Puas, Erick Thohor Dinilai Sukses Bawa Perubahan Sepak Bola Indonesia. (Foto: Dok MPI)

JAKARTA, iNewsBogor.id - Berbagai gebrakan dan terobosan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir dalam membenahi sepak bola nasional dinilai berhasil dan mendapat apresiasi besar dari masyarakat.

Sebanyak 90,4% masyarakat puas atas kinerja Erick Thohir sebagai Ketua Umum PSSI. Hal itu tercermin dari survei terbaru yang dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dirilis pada Selasa (11/7/2023).

Pengamat sepak bola nasional Fadly Idris mengatakan, hasil survei tersebut membuktikan bahwa mayoritas masyarakat merasa senang PSSI dipimpin Erick Thohir. Pasalnya, mantan bos Inter Milan itu dinilai berhasil membenahi internal PSSI yang selama ini bercitra negatif berubah menjadi positif, sehingga menumbuhkan kembali kepercayaan publik.

"Saya pikir memang survei LSI ini sangat benar adanya bahwa kita semua tahu bagaimana terobosan-terobosan yang dilakukan Erick Thohir ini kan sangat luar biasa dan sangat-sangat membuat kita tercengang,” ujar Fadly, Rabu (12/7/2023).

Menurutnya, dengan sentuhan tangan dingin Erick Thohir, PSSI yang dulu menjadi sarang mafia bola dan menjadi bagian dari masalah dalam persepakbolaan nasional kini sudah mulai dibenahi.

Berkolaborasi dengan Polri, Erick Thohir memberikan ultimatum siapapun yang terlibat dalam mafia bola akan dihukum seumur hidup, tidak bisa lagi berkecimpung dalam dunia sepak bola.

“PSSI yang dulunya 'bapuk', PSSI yang dulunya sarangnya mafia yang katanya termasuk dalam bagian dari pengaturan skor dan lain-lain tidak banyak terobosan kini mulai diperbaiki,” urainya.

Dalam survei disebutkan hukuman seumur hidup bagi mafia bola mendapat dukungan mayoritas dari masyarakat yakni 28 persen, kemudian hukuman penjara 24,8 persen merupakan dua hukuman yang dinilai pantas bagi pihak yang terlibat praktik mafia bola.

Dikatakan Fadly, para mafia bola sudah sangat meresahkan dan merusak kualitas dari kompetisi liga Indonesia, hal tersebut akan berimbas kepada mental skuad tim nasional Garuda.

“Memang sangat meresahkan mafia bola ini kita berharap bahwa keprofesionalan sepak bola Indonesia semakin baik, sehingga kualitas kompetisi kita semakin meningkat juga dan itu berdampak kepada tim nasional,” paparnya.

Lanjut Fadly mengatakan, gebrakan Erick juga tidak sekedar di internal PSSI saja, melainkan juga merambah dunia perwasitan yang kerap menimbulkan kontroversi.

Fadly menilai Erick Thohir berhasil menunjukkan 'nyali' di PSSI, hal itu dibuktikan melalui kebijakan tidak lazim yang belum pernah dilakukan oleh pengurus PSSI sebelumnya, yaitu melakukan audit keuangan agar keuangan PSSI dapat terbuka dan transparan.

“Ketika di zamannya Erick Thohir banyak sekali terobosan yang dilakukan membuat tim audit keuangan kemudian pelatihan wasit kemudian regulasi-regulasi yang dinilai bisa memperbaiki PSSI itu sendiri,” jelasnya.

Lebih lanjut Fadly berharap, gebrakan-gebrakan Erick Thohir memajukan sepak bola nasional tidak berhenti sampai di sini, melainkan akan muncul inovasi-inovasi baru dalam mentransformasi wajah sepak bola tanah air.

"Jadi saya pikir semua pasti senang dengan PSSI hari ini dan kita berharap banyak gebrakan-gebrakan lagi yang dilakukan oleh Erick Thohir ke depan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyampaikan kepuasan terhadap Erick Thohir selaku ketua umum PSSI sebesar 90,4 persen, itu dikomposisikan dengan 32,7 persen publik yang merasa sangat puas, dan 57,7 persen cukup puas. Yang kurang puas 4,4 persen, tidak puas 0,6 persen dan 4,7 persen tidak menjawab.

Angka kepuasan itu berasal dari 50 persen masyarakat yang tahu Erick Thohir menjabat sebagai Ketua Umum PSSI sejak Februari lalu. "Sementara yang 50 persen lainnya, tidak tahu. Ini menjadi masukan bagi Pak Erick Thohir," kata Djayadi Hanan.

Mayoritas responden juga mendukung upaya Erick memberantas mafia bola. Bentuk hukuman terbanyak yang dianggap cocok untuk mafia bola adalah tidak boleh lagi terlibat di sepak bola dan hukuman penjara. "Dua bentuk hukuman itu, paling banyak dipilih responden, dibanding bentuk hukuman lain seperti pembekuan sementara dan denda," ucap Djayadi.

Diketahui, survei ini dilakukan pada 1-8 Juli 2023, dengan melibatkan 1.242 responden. Populasi sampel adalah warga Indonesia berusia 17 tahun ke atas, atau sudah menikah dan memiliki telepon/cell phone. Mencakup sekitar 83 persen dari total populasi nasional.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak. Margin of error survei diperkirakan ±2.8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Responden diwawancarai lewat telepon oleh pewawancara terlatih.

Editor : Furqon Munawar

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network