Pakan merupakan komponen utama usaha peternakan, mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, optimalisasi pemanfaatan biomassa yang jumlahnya sangat besar merupakan pilihan yang sangat tepat dalam mewujudkan kemandirian pakan.
“Pembangunan peternakan dapat berkembang secara berkelanjutan apabila didukung oleh pemanfaatan sumber daya lokal. Pengembangan usaha peternakan berbasis biomassa diarahkan berbasis kawasan yang terintegrasi secara holistik.” tambahnya.
Kawasan ini dapat membuka peluang untuk memperoleh keuntungan, memberikan manfaat sosial, ekonomi dan menjaga kelestarian lingkungan sebagai wujud dalam menerapkan bioekonomi di sektor pertanian. “Kelompok tani-ternak menjadi modal dasar dalam rekayasa model kelembagaan ini.” tuturnya.
Prof. Muhammad Azrai dengan orasinya yang berjudul “Inovasi Varietas Hibrida Nasional Berdaya Saing Mewujudkan Swasembada Jagung Berkelanjutan” menuturkan bahwa selama ini varietas yang dilepas oleh perusahaan multinasional berfokus pada lahan optimal. Selain itu, produksi benih masih terkonsentrasi di Jawa Timur, sehingga menjadi salah satu faktor pembatas pencapaian target produksi jagung nasional.
Editor : Hilman Hilmansyah
Artikel Terkait