Menurut dia, salah satu upaya yang gencar dilakukan ialah Program Aparatur Sipil Negara Peduli Stunting dengan Telur (ASN Penting Lur). Dalam program ini seluruh ASN menyumbangkan telur sebanyak 1,5 kilogram per bulan untuk penyandang stunting sehingga setiap hari mereka akan mendapat 2 butir telur selama 6 bulan.
TPPS juga menggalang dana CSR dengan komunitas dan pihak swasta untuk memberikan bantuan pada balita stunting dan rawan stunting. Di samping itu, penanganan di luar sektor kesehatan juga dilakukan salah satunya yakni pengentasan perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Sedangkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah menyebut, selain pada kasus stunting Pemkot Bogor juga berupaya memperhatikan 20 ribu balita risiko stunting dengan sejumlah perawatan.Tak sendirian, Pemkot Bogor juga mendapat bantuan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk keluarga risiko stunting berupa bantuan telur, ayam dan sembako.
"Komunitas dan swasta juga memberikan bantuan seperti susu dan obat blackmores. Karena stunting telah menjadi prioritas juga dari pemerintah pusat. Kami coba selesaikan dulu yang stunting karena waktunya hanya 2 tahun. Jika terlewat perkembangan otaknya akan terhambat," terang Syarifah.
PROMOSI KESEHATAN: Publikasi Stunting sebagai aksi konvergensi ke-7 dan Pembentukan Jejaring untuk Promosi Kesehatan di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor, Jumat (27/10). (Foto : Istimewa)
Sementara itu, Katimker Pembina Pelayanan Gizi Dinkes Kota Bogor, Deasy Triwahyuni menegaskan dalam penanganan stunting di Kota Bogor ini secara menyeluruh melibatkan 12 OPD di Kota Bogor. Begitu juga dengan polanya, baik pencegahan maupun penanggulangannya, mulai dari remaja putri usia SMP, SMA hingga pra nikah, pasca nikah, ibu hamil, bayi lahir, balita.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait