Ravindra menjelaskan bahwa angka konsumsi ikan nasional tahun 2023 mencapai 56,48 kg per kapita. Angka konsumsi ini tumbuh 2,39 persen dibanding tahun sebelumnya dan merupakan rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir. Meski demikian, menurut Ravindra, angka konsumsi ikan nasional ini masih di bawah negara tetangga kita seperti Malaysia, Singapura dan 1 yang rata-ratanya sudah mencapai sekitar 70-80 kg per kapita.
Untuk itu, penggagas Yellow Clinic itu mendorong baik oleh pemerintah maupun lembaga terkait untuk melakukan sosialisasi makan ikan. Ini, menurut dia, penting untuk menghasilkan generasi emas, cerdas, dan unggul.
“Sosialisasi makan Ikan sangat penting dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam rangka menghasilkan generasi emas, generasi cerdas dan generasi unggul,” kata jebolan Master of Science dari Johns Hopkins University tersebut.
Selain itu, Ravindra juga menilai sosialisasi makan ikan bisa menjadi wadah untuk meneguhkan identitas bangsa Indonesia yang hidup di atas kepulauan yang kaya akan sumber daya laut.
“Gerakan makan ikan ini juga meneguhkan identitas kita sebagai bangsa dari negara kepulauan terbesar di dunia dan negara maritim. Fakta bahwa kondisi geografis Indonesia, sebanyak 75 persen wilayahnya berupa lautan. Kondisi geografis negara yang berupa kepulauan tersebut, juga didukung oleh potensi sumberdaya ikan yang besar. KKP mencatat bahwa potensi sumberdaya ikan kita mencapai 12,01 juta ton yang tersebar di 11 wilayah pengelolaan perikanan (WPP) dengan jumlah produksi nasional tahun 2022 mencapai 24,85 juta ton,” pungkasnya.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait