JAKARTA, iNewsBogor.id - Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna, mengungkapkan pemerintah memiliki rencana mengembangkan program Kredit Pemilikan Rumah atau KPR 35 tahun.
Menurut Herry, program rumah yang diperuntukkan generasi muda perkotaan itu sangat mungkin dibangun dengan konsep Transit-Oriented Development (TOD).
“Sangat bisa, justru kita hari ini kita mau mengejar ke sana (TOD),” kata Herry kepada iNewsBogor di kantornya, Jumat (2/2/2024).
Herry menjelaskan integrasi KPR 35 tahun dengan konsep TOD bertujuan untuk menciptakan hunian yang lebih efisien di perkotaan. Meski begitu, KPR 35 tahun yang nantinya berupa rumah vertikal ini tidak harus berdekatan langsung dengan transportasi publik.
“Karena hari ini fasilitas transport backbone yang dibangun itu terbatas. Tapi tidak berarti TOD itu harus benar-benar (mepet) di stasiun,” katanya.
Idealnya, kata Herry, sebuah kawasan TOD terintegrasi dengan berbagai fasilitas pendukung seperti rumah sakit dan sekolah. Fasilitas umum maupun fasilitas sosial harus berada dalam satu kawasan seluas satu kilometer persegi.
Namun, dengan kondisi perkotaan yang makin padat, menciptakan kawasan hunian semacam itu sangatlah sulit. Tidak semua lokasi yang dekat transportasi publik di perkotaan menyediakan area yang cukup.
Karena itu, kata Herry, pengembangan kawasan hunian TOD tidak terlepas dari konsep pengembangan beragam mode transportasi. Sebuah hunian, misalnya, tersambung dengan beberapa moda transportasi untuk sampai ke tempat kerja.
"Kalau dalam konteks development-nya bisa saja kita (buat) multimoda. Jadi yang namanya TOD itu berapa jam dia naik kereta, dari stasiun kereta ke rumah ya ada feeder bus misalnya, dengan jarak seperempat jam lagi ke rumahnya," jelas Herry.
Untuk mewujudkan konsep ini, penting mencari lahan yang tersedia untuk pengembangan. Keberadaan hunian yang dekat dengan stasiun menjadi fokus utama, sehingga memungkinkan aksesibilitas yang optimal bagi para penghuninya.
Terpenting, kata Herry, toleransi waktu tempuh menjadi krusial dalam merancang model hunian yang ideal.
“Kita harus mencari lahan-lahan yang available untuk itu. Jadi yang penting dia dekat dengan stasiun, sehingga overall berapa yang jam yang kita tolerir? Katakan 1 jam dari rumah dia ke tempat kerja sehingga lebih produktif nanti dia di kantor," tandasnya.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait