JAKARTA, iNewsBogor.id - Membangun rumah idaman tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab pengembang semata. Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna, menyatakan kesiapannya untuk melibatkan konsumen dalam proses pengembangan dan pemilihan rumah yang diinginkan.
Herry menyebut langkah ini sebagai strategi Co-Creation, yakni kolaborasi untuk mengembangkan kreasi produk perumahan dengan melibatkan konsumen atau pihak ketiga secara langsung. Dengan cara ini, preferensi konsumen terhadap konsep rumah idaman dapat terakomodir oleh pemerintah.
“Kalau kita meng-create ini, jadi istilahnya Co-Creation, (yakni) bagaimana kita membangun, memasarkan sesuatu dengan melibatkan konsumennya,” ungkap Herry kepada iNewsBogor di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat (2/2/2024).
Menurut Herry, pentingnya melibatkan konsumen dalam proses ini karena preferensi dan kebutuhan tiap individu bisa berbeda-beda. Ini menjadi faktor yang turut mengembangkan produk atau layanan perumahan dari pemerintah.
“Pembeli harus ditanya nih seperti apa yang diinginkan? Anda kalau beli rumah landed (tapak), tapi 2 jam perjalanan (dari lokasi kerja), bahkan ada yang lebih," ujarnya.
Dengan melibatkan konsumen dalam proses Co-Creation, diharapkan masyarakat dapat memiliki pilihan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka. "Jadi masyarakat ada pilihan, tapi harus sediakan oleh si pengembang," kata Herry.
Salah satu aspek yang juga ditekankan Herry adalah keterjangkauan harga rumah. Untuk hal ini, pemerintah tengah menggodok ketentuan yang mengatur masa cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi 35 tahun.
Dengan memperpanjang masa angsuran, diharapkan cicilan perumahan menjadi lebih terjangkau bagi konsumen.
“Niatnya ini adalah, bagaimana membuat cicilannya affordable (terjangkau). Dapat dikangkau oleh segmen yang kita inginkan," kata Herry.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait