Kisah Sukses di Era Pandemi, Bisnis Baju Kucing Hingga ke Mancanegara

Wildan Hidayat
Bisnis baju kucing di era pandemi omset jutaan rupiah. Foto: Wildan

BOGOR – Di tengah pandemi Covid-19, seorang pria mampu bangkit dari keterpurukanya. Ia beralih profesi dari guru honorer menjadi pengrajin pakaian kucing.  Kini memiliki omset jutaan rupiah tiap bulannya. Tidak hanya dikenal di dalam negeri, pakaian kucing buatanya  ini kini mampu menembus pasar luar negeri seperti Singapura dan Belanda. 

Fredi Luguna, pria asal Kemang Bogor Jawa barat, seorang mantan guru honorer di salah satu sekolah di Bogor, beralih profesi sebagai pembuat pakaian kucing . 

Menurut Fredi, awalnya dua tahun lalu saat awal pandemi terjadi. Di sela kesibukannya sebagai guru, Fredi membuatkan pakaian kucing untuk sang keponakan yang sedang berulang tahun. "Ide awal pembuatan pakaian kucing ini karena saya sempat mengajar dengan cara online dan setelah itu saya coba iseng buat pakaian kucing dengan pola unik, untuk keponakan yang sedang berulang tahun " 

Seiring berjalan waktu , ada tetangga melihat kucing yang sedang mengenakan pakaian yang dibuat oleh Fredi. Ia pun tertarik  hingga akhirnya mulai memesan pakaian  dengan tarif Rp35.000 untuk pakaian kucing ."Saya jual ke tetangga dengan harga 30 ribu rupiah," ujar Fredi . 

Untuk memutar otak , karena gaji sebagai guru honor tak mampu untuk membeli bahan baku membuat pakaian kucing, secara kebetulan Fredi mendapat tawaran dari rekannya untuk meminjam uang sebagai modal awal. "Saya ditawari uang pinjaman dari Bank BRI, melalui kredit usaha rakyat (KUR) untuk modal."

Gayung bersbut, Fredi pun mendapat bantuan modal awal sebesar Rp15 juta. Semua uang Fredi gunakan untuk kebutuhan membuat pakaian mulai dari mesin jahit, aksesoris, hingga kain dan perlengkapan lainnya. "Dari bank BRI saya dapat pinjamantanpa agunan , hanya syarat utama adalah memiliki usaha mikro, yang disertakan surat keterangan dari kelurahan/desa atau kecamatan domisili ."

Fredi menambahkan, dengan  biaya angsuran yang cukup minim, kala itu sekitar Rp1,2 juta lebih  per bulannya. “Saya cicil selama satu tahun, dengan suku bunga hanya enam persen setahun."

Dari modal awal itu, omset perbulan bisa mencapai tiga hingga lima juta rupiah. Ternyata Fredi bisa menjual pakaian kucing hingga keluar negeri dengan sistem jualan online. "Saya jual secara online dan penjualannya saat ini sudah mencapai ke Belanda dan Singapura." 

Kini Fredi lebih memilih menjadi pengrajin pakaian kucing. Dalam sehari Fredi dan karyawnya mampu membuat sebanyak lima belas setel pakaian kucing. Ia jual seharga lima puluh hingga ratusan ribu  rupiah,,tergantung tingkat kesulitan cara membuat pakaian.

Bahkan kini Fredi  mampu mempekerjakan sebanyak enam orang karyawan untuk membantu membuat baju kucing, serta dua karyawan lainya yang membantu dalam pengembangan bisnisnya.

"Sudah punya delapan orang karyawan membantu pengembangan bisnis saya baik secara retail maupun penjualan online." 

Rencananya dalam waktu dekat , Fredi akan kembali meminjam modal ke Bank BRI karena beberapa waktu lalu kembali ditawari oleh pihak bank. Namun, kali ini plafon yang ditawarkan mencapai Rp50 juta

“Saya ditawarin modal tambahan lagi oleh pihak bank, tapi saya belum tahu kapan mau saya manfaatkan uang tersebut, namun kemungkinan besar saya akan pergunakan untuk pengembangan usaha saya. Saya bercita-cita akan membuat galeri khusus untuk pakaian kucing dan satwa lainya," pungkasnya.
 

Editor : Hilman Hilmansyah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network