Firman mengatakan pengaruh Jokowi tidak hanya terwujud melalui kehadiran Gibran sebagai cawapres. Pengaruh Jokowi juga terkait dengan beberapa partai politik anggota KIM yang merupakan bagian dari pemerintahan.
Koalisi pendukung Prabowo-Gibran terdiri dari sembilan partai politik, sebagian besar di antaranya merupakan bagian dari pemerintahan, seperti Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Bulan Bintang (PBB).
Dari enam partai politik yang ada di pemerintahan, Partai Demokrat merupakan yang paling baru bergabung.
Partai yang selama lebih dari sembilan tahun berada di luar pemerintahan tersebut bergabung dengan koalisi pemerintahan setelah Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, diangkat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) pekan lalu.
Hal ini menciptakan nuansa pembentukan dua kubu di Koalisi Indonesia Maju (KIM) berdasarkan kekuatan pengaruh Jokowi. Pengaruh Jokowi terhadap partai-partai lain dalam KIM seperti Golkar dan PAN dianggap lebih kuat daripada pengaruhnya terhadap Partai Demokrat.
Partai Demokrat memiliki rekam jejak sebagai oposisi terhadap Presiden, sehingga lebih memungkinkan bagi Prabowo dan Gerindra untuk menjadikannya mitra sehingga pemerintahan yang terbentuk nanti tidak dikendalikan oleh Jokowi.
"Prabowo sebagai orang yang akan berkuasa harus memiliki dukungan dari berbagai pihak, sehingga dia akan muncul sebagai kekuatan politik utama dan memiliki posisi tawar," jelas Firman.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait