"Tercatat, secara historis, PKB dan PKS kan tidak pernah berseberangan dengan Prabowo. Kondisi tersebut menjadi salah satu faktor mengapa PKB dan PKS akan diterima dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran,” jelas dia.
Menurut Azhari, secara personal, Prabowo punya kepentingan yang besar dalam mengakomodir kekuatan partai politik parlemen di luar koalisi Indonesia Maju (Partai Gerindra/ Partai Golkar/ PAN dan Partai Demokrat) yang mengusungnya. Pasalnya, selain untuk menjaga stabilitas politik pemerintahan, koalisi Prabowo-Gibran yang dominan penting untuk mendukung rezim pemerintahan yang efektif.
Terlebih, ungkap Azhari, Prabowo juga ingin menunjukkan peran dan kemampuan konsolidasi politiknya secara personal di hadapan Jokowi.
“Prabowo ingin meningkatkan posisi tawar di hadapan Jokowi. Karena itu, dia punya kepentingan yang besar untuk mengakomodir secara luas kekuatan partai politik parlemen seperti PKB dan PKS. Dengan tambahan kedua partai tersebut, koalisi Prabowo-Gibran sudah menguasai dukungan di parlemen sebanyak 73,63 persen,” ujarnya.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait