Kisah Sukses Buruh Pabrik, Alih Profesi Bisnis Ikan Hias 

Wildan Hidayat
Mantan buruh alih profesi berbisnis ikan hias. Foto: ist

BOGOR -  Seorang mantan buruh pabrik  beralih profesi menjadi penjual ikan hias. Hal ini terjadi pada Enday Hidayat (43) warga asal Kampung Kebon Kopi Desa Bojong Jengkol Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.

Enday sukses setelah menjadi pengusaha ikan hias berbagai jenis. Usaha yang dirintis sejak tahun 2010 ini tidak berpengaruh dengan adanya kondisi pandemi yang justru membuat masyarakat kehilangan pekerjaan.

Berbeda dengan Enday, setelah keluar dari perusahaan tempat dia bekerja akibat pengurangan karyawan. Ia menjadi peternak ikan berbagai jenis dari mulai ikan Tiger Fist, cupang , hingga ikan aligator dengan harga kisaran tiga ribu hingga jutaan rupiah. Enday mengisahkan bahwa pada awal merintis karirnya sebagai pembudidaya ikan hias, ia memiliki modal hasil dari uang pesangon.

Enday mencoba menjual ikan cupang, mas koki, manfist dan berbagai jenis ikan air tawar lainya. "Awal saya jualan ikan cupang  dan ikan hias air tawar lainya dari uang hasil pesangon, sisa dari pesangon saya pakai untuk kebutuhan hidup sehari hari." 

Awal mula jualan ikan diteras rumahnya, dengan pembeli rata-rata anak-anak dan komunitas, penghobi ikan. Enday menabung sedikit demi sedikit untuk mengembangkan usahanya. Hingga akhirnya Enday mencoba keberuntungan untuk mengajukan pinjaman ke bank BRI cabang Ciampea untuk menambah modal usaha, kebutuhan dan pengembangan bisnis atau usaha yang digelutinya.

"Awalnya saya kekurangan modal untuk tambahan pengembangan bisnis saya dan setelah mengajukan ke bank BRI unit Ciampea, Enday di ACC untuk menerima bantuan modal sebesar Rp15 juta pada tahun 2013 . Hingga akhirnya uang modal digunakan untuk membangun kios depan rumahnya berukuran 4x5 m dan sebagian dibelikan ikan.

"Saya pakai bangun tempat untuk usaha depan rumah, sisanya saya belikan bibit ikan. Jenis bibit ikan yang dibeli kala itu ikan kobseter air tawar, ikan Tiger fist, arwana, Oscar, dan sebagainya.” 

Dari hasil pinjaman modal dari bank BRI, Enday harus menyisihkan uang sebesar Rp1,280 juta  per bulan , untuk mengembalikan uang ke bank. Enday mendapat uang hasil dagangannya rata-rata per hari sekitar Rp150.000- 300.000.

Menurut Enday usaha yang digelutinya ini tidak berpengaruh pada musim atau kondisi ekonomi Indonesia, seperti pada kasus pertama pandemi, saat banyak perusahaan merumahkan karyawannya.

Enday tetap berjalan seperti biasa. Bahkan banyak yang meniru dan mengisi kejenuhan dengan memelihara ikan hias. "Usaha saya tidak berpengaruh sama pandemi , bahkan justru banyak yang mengikuti jejak saya untuk jualan ikan hias, karena memelihara ikan hias untuk menghilangkan stress,”ujar Enday. 

Dari hasil jualan ikan hias ini, Enday yang kini memiliki dua orang anak yang masih duduk di bangku kelas lima SD dan kelas tiga SMA . 

Enday berharap masyarakat yang saat ini masih kesulitan membuka usaha, agar mengikuti kata hati, jangan membuka usaha yang hanya ikut-ikutan saja. Kepada pemerintah, Enday berharap bisa membantu melakukan permodalan dan turut mempromosikan dil ingkungan Pemda dan atau UMKM kabupaten Bogor.
 

Editor : Hilman Hilmansyah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network