Anas juga menyatakan, pihak DKPP akan mendukung sekuat tenaga untuk mengembangkan talas Febi521 di kelompok tani lain di Kota Hujan ini. Dukungan itu, kata Anas, tak hanya kegiatan pertanian di hulu saja, tapi juga hilir dari budidayanya.
"Tentunya juga lanjutan dari proyek ini karena petani butuh hilirisasi (pemasaran). Panen talas ini cukup lama delapan bulan dan bersaing dengan tanaman pangan lainnya, sehingga kita harus betul-betul mempertahankan ikon tersebut sebagai ciri khas Kota Bogor, sekaligus memberikan kesejahteraan yang pasti buat penanamannya. Insya Allah kita akan cari sumber-sumber pendanaan dan pasar utamanya," tandasnya.
Sementara peneliti talas Febi521, Febi Nurilmala mengatakan, talas verietas ini merupakan pengembangan dari talas ketan atau hejo asli Kota Bogor melalui bioteknologi kultur jaringan yang dilakukan sejak tahun 2012. Untuk penamaan Febi521 sendiri baru didapat olehnya setelah penelitian berjalan enam tahun atau tahun 2018.
"Nama Febi521 sudah didaftarkan di Kementerian Pertanian dan varietas ini sekarang dalam proses perlindungan varietas tanaman. Jadi, prosesnya masih uji subtansi, Insya Allah tahun depan bisa dirilis talas varietas baru Febi521 ini," kata Febi.
Sejauh ini, dijelaskan olehnya, talas hasil penelitiannya telah dibudidayakan oleh petani di dua wilayah Kabupaten Bogor, yakni di Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Kemang. Sedangkan di Kota Bogor baru di Kecamatan Bogor Selatan di atas lahan seluas 500 meterpersegi yang digarap KTD Sejahtera Tani.
Febi berencana akan mengembangkan talas Febi521 untuk di Kota Bogor di wilayah Kecamatan Bogor Barat. Ia menjelaskan, keunggulan dari talas Febi521 dibandingkan talas yang lain rendahnya kandungan kristal kalsium oksalat penyebab gatal pada talas.
"Keunggulan dari talas ini tidak gatal, itu yang pertama. Rasanya pulen dan kalau dikonsumsi tidak membentuk gula dengan cepat di dalam tubuh atau indeks glikemik-nya rendah," imbuhnya.
Secara fisik dan pertumbuhannya, kata dosen UNB ini, talas Febi521 memiliki kesamaan dengan talas ketan atau hejo. Adapun perbedaan yang paling mencolok dari warna batang dan daunnya.
"Batang (talas Febi521) agak putih dan daunnya lebih hijau serta dibagian pinggirnya agak ungu. Itu perbedaannya paling nyata. Sementara talas hejo daunnya tidak terlalu hijau dan batangnya lebih hijau," paparnya.
Febi mengaku ia sampai saat ini masih terus melakukan penelitian terhadap talas tersebut berkenaan dengan perubahan warna umbi dari putih menjadi kuning jingga.
Namun begitu, ia memastikan talas Febi521 ini sudah bisa dibudidayakan. Ia juga menjelaskan, untuk menghasilkan umbi yang lebih besar memerlukan teknologi pertanian dalam budidayanya dan petani bisa menerapkan teknologi border.
"Nah, untuk panen di Kelurahan Bojongkerta sekarang ini tidak menggunakan teknologi border, jadi ditanam langsung dan pemeliharaan yang tidak terlalu intensif, satu umbi kira-kira 1 kilogram. Kalau maksimalnya bisa sampai 2 kilogram," pungkasnya.
Editor : Hilman Hilmansyah
Artikel Terkait