Menurut Ayya, meski banyak pesaingnya memasang harga murah ditengah era serba modern. Namun ia optimis penjualan besek bambu produknya memiliki kualitas dan ciri khas hingga jadi primadona bagi masyarakat.
"Pemesanan melalui aplikasi whatsap dan dipesan untuk kegiatan dari Lembaga, Dinas dan Perusahaan serta berjualan dievent-event Parungpanjang," ujarnya.
Lebih lanjut, kata Ayya penjualan besek bambu dengan harga dan ukuran variatif, dibandrol mulai harga Rp50 Ribu bisa meraup omset di kisaran Rp15 juta hingga Rp30 juta perbulan.
"Alhamdulilah anyaman bambu Baitul Qurro sudah dikenal. Dari hasil penjualan digunakan untuk oprasional Baitul Qurro, pembiayaan pendidikan anak anak yatim, jika ada yang sakit kita juga biayai dari hasil ini," pungkasnya.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait