
“Jadi, di kami itu ada salah satu kampung adat dan mereka setiap ada sunatan (Khitanan) itu ada semacam ritual memandikan pengantin sunat di aliran sungai Cipuraseda,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Asep, rangkaian upacara tersebut dengan mengarak pengantin yang akan dikhitan menggunakan alat musik dan dimandikan oleh tokoh adat.
“Tradisi ini sudah sejak lama turun temurun dari leluhur kami. Jadi, setiap ada khitanan pasti ritual dulu atau kebiasaan di wilayah kami itu masih terjaga,” katanya.
Asep menambahkan, bahwa anak laki-laki sebelum disunat itu di gendong oleh orang tuanya atau saudaranya dan diarak oleh warga dari rumahnya menuju ke aliran sungai Cipuraseda untuk dimandikan sebagai persiapan sunat.
“Sebelum anak laki-laki disunat harus berendam dulu di sungai Cipuraseda, kalau dahulu itu kan metode sunatnya menggunakan cara tradisional yang dilakukan Bengkong (Mantri Sunat) jadi di sunat di lokasi tetapi kalau sekarang mah kan di sunat nya di dokter jadi besok pagi nya baru dibawa oleh keluarga ke dokter disunatnya,” tandasnya.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait