Sidang isbat dilakukan dalam tiga tahap utama:
Pemaparan Data Hilal
Para pakar astronomi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), serta Observatorium Bosscha ITB mempresentasikan hasil perhitungan posisi hilal di berbagai lokasi pemantauan di Indonesia.
Verifikasi Rukyatul Hilal
Hasil pengamatan hilal dari lebih dari 100 titik rukyat di seluruh Indonesia dikonfirmasi oleh petugas yang berada di lapangan.
Musyawarah dan Pengambilan Keputusan
Setelah mempertimbangkan data hisab dan laporan rukyat, pemerintah bersama perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI), ormas-ormas Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, serta sejumlah tokoh agama bersepakat menetapkan awal Ramadhan.
Sidang isbat dihadiri oleh berbagai pihak penting, antara lain: Duta Besar negara sahabat, Perwakilan Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung (MA), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Pakar Falak dari berbagai ormas Islam, Pimpinan Pondok Pesantren dan Lembaga Keagamaan
Dengan keputusan ini, umat Islam di Indonesia dapat menjalankan ibadah puasa secara serentak mulai Sabtu, 1 Maret 2025. Pemerintah pun mengimbau agar masyarakat menyambut bulan suci Ramadhan dengan penuh kebersamaan, memperbanyak amal ibadah, serta menjaga toleransi dan persatuan.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait
