Banyak Kepingan Sejarah Tercecer, JKPI Jalin Kerja Sama dengan Perpusnas dan ANRI

Ifan Jafar Siddik
JKPI Jalin Kerja Sama dengan Perpusnas dan ANRI. FOTO: ist

"Banyak teman-teman kepala daerah yang sangat konsern, sangat peduli, kepada hal yang sifatnya pelestarian budaya menjaga warisan pusaka. Tapi tidak sedikit juga yang cuek banget. Cueknya mungkin karena tidak paham, cueknya mungkin karena bukan prioritas," ujar pria yang juga menjabat sebagai Wali Kota Bogor ini.

Bima menjelaskan, ada juga faktor egoisme politis pemimpin dari masa ke masa yang secara sistematis berupaya menghancurkan warisan legacy rezim sebelumnya dengan memanipulasi sejarah.

"Tetapi ada juga faktor ketidaksengajaan atau ketidaktahuan saja. Kealpaan belaka yang sifatnya teknis. Sehingga kemudian kita memiliki kelangkaan bagaimana kita bisa belajar dari masa lalu," jelasnya. 

Ia menambahkan, harus diakui banyak sejarah yang terputus di bangsa ini, mulai dari level tertinggi sampai level kota. 

Bima mencontohkan, bagaimana bangsa-bangsa di Eropa, di Amerika yang menghargai pemimpin-pemimpin masa lalu, menempatkan mereka dengan segala dinamika dan kontroversinya secara proporsional sehingga bisa belajar dari kehebatan, bahkan belajar dari kegagalan para pendahulu.

"Bagaimana bangsa-bangsa besar itu menghidupkan legacy masa lalu dengan cara yang menarik sehingga generasi masa kini bisa belajar. Ikhtiar JKPI, Perpusnas dan ANRI hari ini bukan saja untuk mencari dokumentasi lama, tapi ingin memiliki niat yang serius untuk menjadikan masa lalu sebagai referensi untuk menyusun masa depan," tandasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif Bando sependapat dengan yang dikatakan Bima Arya. Menurutnya, yang diperlukan adalah bagaimana kita harus mengaktualisasikan wisdom agar hadir di tengah-tengah kita.

"Tentu bukan hanya anggota JKPI, mestinya seluruh wali kota/bupati, seluruh gubernur memiliki kesadaran sejarah untuk mengangkat harkat dan martabat daerah dari semua peran kepemimpinan yang kita mainkan di antara bangsa-bangsa di dunia," ujar Syarif.

Menurutnya, kegiatan penandatanganan kerja sama pengembangan arsip, bahan perpustakaan dan naskah kuno ini adalah momentum yang harus kita angkat bersama bahwa bangsa Indonesia mestinya jauh lebih membanggakan karena Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan berpengaruh. 

Sementara itu, Kepala ANRI Imam Gunarto mengatakan, kerjasama yang dilakukan ini sesuai dengan amanah yang disampaikan Presiden Joko Widodo agar kita mendokumentasikan karya seni dan budaya secara lebih giat untuk disajikan kepada generasi milenial. 

"Pak Presiden resah dengan milenial kita yang sekarang ini terpenuhi dengan berbagai macam informasi yang referensinya tidak jelas, yang sumbernya tidak bisa dirujuk," kata Imam.

"Oleh karena itu kerasipan dan perpustakaan harus bahu membahu  membanjiri informasi yang reliable, informasi yang betul-betul bisa membuat generasi muda cinta kepada budayanya. Dalam kesempatan ini saya merasa bangga dengan kepala daerah yang memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk mengembangkan supaya berdaya dan lebih berbudaya," pungkasnya

Editor : Hilman Hilmansyah

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network