Menurutnya, akreditasi menjadi jembatan antara harapan masyarakat dan kualitas layanan dari sisi penyedia. Tanpa standar mutu dan akreditasi yang jelas, ada potensi ketidaksesuaian antara ekspektasi dan pelayanan yang diberikan.
“Masyarakat pasti mempunyai ekspektasi yang harus kita penuhi. Nah, LAFKI sebagai yang melaksanakan akreditasi bisa menyerap harapan masyarakat itu dan bisa diimplementasikan dalam layanan kesehatan,” ucapnya.
Dedie Rachim menyebut bahwa saat ini seluruh rumah sakit dan puskesmas di Kota Bogor telah terakreditasi, dengan total 22 rumah sakit dan 25 puskesmas yang seluruhnya telah meraih akreditasi paripurna. Namun, untuk fasilitas klinik, baru sekitar 42 persen yang telah terakreditasi.
Ia juga mengungkapkan visinya agar Kota Bogor ke depan dapat menjadi tujuan wisata medis, mengingat potensi dan kapasitas layanan kesehatan yang dimiliki.
“Kita cukup percaya diri, dengan 22 rumah sakit dan lima rumah sakit baru dalam proses pembangunan, Kota Bogor bisa menjadi pilihan masyarakat, termasuk dari luar daerah, yang mencari layanan kesehatan bermutu,” tutup Dedie Rachim.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait
