"Sungai yang sekian lama kita punggungi. Supaya kali lebih terawat, asri, dan bisa digunakan sebagai area rekreasi. Selain tentu transportasi air yang efektif, menyangga kawasan Dukuh Atas yang makin terintegrasi," sambungnya.
Prastowo menjelaskan, paradigma ini merupakan bentuk komitmen terhadap pembangunan yang inklusif dan partisipatoris. Sebab membangun Jakarta bukan semata untuk simbol modernitas, tetapi juga untuk merawat ruang hidup yang sebelumnya terpinggirkan.
“Kita perlu memperbanyak ruang publik yang terbuka dan bisa diakses semua warga. Membangun Jakarta harus setia pada jalan bersama orang biasa,” jelasnya.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait
