Menurut Prof. Didik, ketika menjabat sebagai anggota DPR periode 2009—2014, Arif bersama rekan-rekannya menginisiasi “gerakan sunyi” untuk menghidupkan ekonomi konstitusi. Salah satu kontribusinya adalah membentuk kaukus lintas fraksi guna memasukkan indikator kesejahteraan masyarakat ke dalam proses penyusunan APBN.
“Arif dikenal karena menginisiasi kaukus ini, yang bertujuan agar APBN tidak hanya berbicara soal pertumbuhan, tetapi benar-benar mencerminkan kesejahteraan rakyat,” jelas Prof. Didik.
Selain berkiprah di dunia politik dan kebijakan, Arif juga aktif di ranah sosial dan pendidikan. Ia tercatat sebagai pengurus Yayasan Wakaf Paramadina, tempatnya berinteraksi dengan para intelektual, akademisi, serta mahasiswa dalam mengembangkan kritik konstruktif terhadap kebijakan publik dan ekonomi politik Indonesia.
Hingga akhir hayatnya, Arif menjabat sebagai Ketua Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PP Muhammadiyah. Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi dan Bisnis, Muhadjir Effendy, membenarkan kabar duka ini.
“Ya, benar, Mas Arif meninggal dunia. Ini kehilangan besar bagi Muhammadiyah dan bangsa,” ujar Muhadjir.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait
