BOGOR, iNewsBogor.id - Di tengah sejuknya Lembah Megamendung, Kabupaten Bogor, sebuah inisiatif unik lahir untuk menghidupkan kembali nilai-nilai leluhur.
Saung Tani Kuta Madangan, yang digagas oleh Wargi Karaton Sumedang Larang, bukan sekadar tempat bertani, melainkan perwujudan dari filosofi kuno "Insun Medal Insun Madangan" yang diwariskan Prabu Tajimalela. Filosofi ini, yang berarti "aku keluar aku menerangi," menjadi kompas moral bagi masyarakat adat untuk menata kehidupan.
Perpaduan Pertanian, Ekonomi, dan Pendidikan
Saung Tani Kuta Madangan lahir dari amanat masyarakat yang mempercayakan lahan seluas 24 hektare untuk dikelola berdasarkan adat dan budaya. Inisiatif ini tidak hanya fokus pada bercocok tanam, tetapi juga mengintegrasikan berbagai aspek untuk menciptakan kesejahteraan:
Lahan Tanam: Sebagai permulaan, sebuah pilot project seluas 1,8 hektare sudah mulai digarap.
Peternakan: Selain pertanian, area ini juga akan menjadi pusat peternakan, membuka sumber ekonomi baru bagi masyarakat.
Pendidikan: Bekerja sama dengan Emalia Foundation, Saung Tani juga menjadi sarana edukasi yang mengajarkan praktik pertanian yang berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal.
Menjaga Tradisi, Merangkul Inovasi
Dalam acara penanaman perdana pada 10 September 2025, Rd. Artdeansyah Dilaga menegaskan bahwa setiap petak tanah di sini adalah janji untuk menyejahterakan masyarakat tanpa meninggalkan akar tradisi. Ia didampingi oleh Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Bogor untuk pendampingan teknis dan Maulana 'Sures' Mansyur, salah satu inisiator yang menyebut bahwa Saung Tani sejalan dengan cita-cita Indonesia Emas 2045.
Radya Anom Rd. Luky Djohari Soemawilaga dari Karaton Sumedang Larang juga berpesan agar nilai-nilai luhur dan makna "Insun Medal Insun Madangan" tetap menjadi napas dalam setiap kegiatan. Pesan ini dipegang teguh oleh para penggagas Saung Tani. Bagi mereka, tradisi bukan hanya tentang cara menanam, tetapi juga cara mengelola penjualan dan memastikan kesejahteraan petani.
Dengan memadukan kearifan lokal dan inovasi, Saung Tani Kuta Madangan menunjukkan bahwa pertanian adat dapat terus berkembang dan berkontribusi signifikan, merajut masa depan yang lebih baik sambil tetap menghormati warisan budaya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait
