Tak tanggung-tanggung, Narji mengelola lahan seluas 1.000 hektare. Sebagiannya bahkan ia wakafkan, menunjukkan bahwa pilihannya ini bukan sekadar urusan bisnis, melainkan juga bentuk pengabdian sosial.
Narji Cagur kini lebih fokus bertani. Foto: Istimewa
Dari Pekalongan, Pamulang, hingga Parung, lahan-lahan itu menjadi ladang belajar dan ladang penghidupan.
Menariknya, Narji banyak belajar soal pertanian langsung dari sang mertua yang memang petani. Dari pengolahan kimiawi hingga teknik bertani alami, ia tekun mempelajarinya.
Bagi Narji, inilah cara menemukan makna baru: menanam, merawat, lalu menuai, bukan hanya hasil bumi tapi juga ketenangan batin.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait
