“Strategi pengelolaan sampah berbasis Eco-Technopark skala TPS3R adalah konsep yang mengintegrasikan teknologi, sosial, ekonomi, dan kebijakan dalam satu sistem inovasi,” jelas Budi Susetyo. Menurutnya, model ini sudah terbukti di negara maju untuk mendukung ekonomi sirkular, meski di Indonesia masih relatif baru.
Lebih lanjut Rimun menambahkan, kampus memiliki tanggung jawab moral untuk menghadirkan solusi nyata. “UIKA melalui Eco-Technopark siap bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat. Kami ingin mendorong terciptanya ekosistem pengelolaan sampah yang bukan hanya mengurangi timbulan, tapi juga memberi nilai tambah ekonomi dan membentuk budaya baru yang lebih ramah lingkungan,” tuturnya.
Menuju Kota Bogor Berkelanjutan
Kolaborasi DLH Kota Bogor dengan UIKA melalui Eco-Technopark menjadi harapan baru. Dengan pendekatan kolaboratif dan inovasi, kota ini berpeluang menjadi contoh bagaimana masalah sampah dapat ditangani secara berkelanjutan.
Seperti disampaikan Setiawati, “Kalau tidak ada pemilahan dari sumber, masalah tidak akan selesai.” Sementara Rimun menegaskan, “Persoalan sampah bukan hanya teknis, tapi soal mengubah perilaku dan budaya. Itu butuh edukasi, konsistensi, dan kerja sama semua pihak.”
Jika program ini berhasil, Kota Bogor bisa menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia yang juga tengah berjuang keluar dari krisis sampah.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait
