Menurut Prof. Etty, sumber utama mikroplastik di Jakarta berasal dari berbagai sumber yang ada di lingkungan perkotaan. Selain dari pelapukan sampah plastik, gesekan ban kendaraan dan penggunaan pakaian sintetis juga berkontribusi besar terhadap tingginya kadar mikroplastik di udara.
“Faktor lingkungan seperti suhu tinggi dan udara kering di Jakarta mempercepat proses pelapukan plastik, memudahkan partikel halus tersebut beterbangan ke atmosfer,” ujarnya.
Tingginya penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi akar masalah utama, di mana hampir setiap aktivitas manusia melibatkan plastik. Plastik yang terurai akan menghasilkan mikroplastik dan nanoplastik, yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan.
Prof. Etty mendorong adanya langkah nyata dari pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi masalah ini. Ia menyarankan perubahan pola hidup menuju gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait
