Berlomba Meraih Surga dan Ampunan Allah Ta'ala Jangan Menunggu Usia Tua dan Dosa Menumpuk

Tim iNews.id
Program kegiatan seorang Muslim yang paling urgen sepanjang hidupnya adalah berlomba untuk meraih surga dan ampunan Allah SWT. (Foto: Freepik)

PROGRAM seorang Muslim yang paling urgen sepanjang hidupnya adalah berlomba untuk meraih surga dan ampunan Allah SWT.  Kegiatan tersebut akan semakin penting dan mendesak seiring dengan bertambahnya usia, atau seiring dengan berkurangnya sisa umur yang akan dijalaninya di dunia yang fana ini.

Program tersebut akan semakin penting lagi  bagi mereka yang selama ini telah bergelimang dalam dosa dan maksiat, kurang taat atau jarang beribadah.

Dalam Alquran Surat Al Hadid, 57:21 Allah SWT Yang Maha Agung berfirman;

سَابِقُوْا اِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْاَرْضِ اُعِدَّتْ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَالِكَ فَضْلُ الله يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَالله ذُوْ الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
 
“ Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar”.

Saabik berasal dari kata sabaqa, artinya berlomba. Musabaqoh artinya adalah perlombaan. Kita sudah sangat akrab dengan MTQ, akronim dari Musabaqah Tilawatil Qur’an, yakni Perlombaan Baca Al Qur’an yang senantiasa diselenggarakan secara reguler, sejak dari tingkat Kelurahan sampai dengan tingkat Nasional. 

“Lomba adu cepat dalam bahasa Arab disebut sibaq ( سِبَاقْ ). Secara etimologis sibak berasal dari kata sabaqa ( سَبَقَ ) yang berarti, “berusaha untuk menjadi yang pertama, baik itu dalam berlari maupun hal-hal lainnya.
 
Ulama dan Mantan Anggota Komisi Ukhuwah MUI DKI Jakarta, KH Drs Syarifuddin Mahfudz MSi menyebutkan dalam sebuah hadits disebutkan ; 

اَنَا سَابِقُ الْعَرَبِ , وَسُحَيْبٌ  سَابِقُ الرُّوْمِ , وَبِلاَلٌ سَأبِقُ الْهَبَسَة, وَسُلَيْمَانَ سَابِقُ الْفَرْسِ.

“Aku adalah orang Arab pertama yang masuk Islam, adapun Syuhaib orang Romawi pertama, Bilal orang Habsyi pertama, dan Sulaiman orang Parsi pertama yang masuk Islam”. (DR. Khalid Abu Syady, 
Bersegeralah Menggapai Surga, Terj, hal 22).

Ayat tersebut secara eksplisit memerintahkan  bahwa untuk meraih maghfiroh Allah atau ampunan Allah dan meraih surga itu, harus serius dan sungguh-sungguh, sebagaimana dalam sebuah perlombaan. Tidak ada peserta sebuah lomba yang ingin memperoleh kejuaraan, terjun ke ajang perlombaan tanpa kesungguhan. Apalagi dalam ajang perlombaan yang sangat prestisius, yang akan menentukan nasib kita di akhirat yang abadi, apakah nanti kita akan memperoleh piala kenikmatan tak terhingga atau piala kenistaan yang tiada tara.

Sejalan dengan perintah berlomba dalam Alquran itu, banyak hadits Nabi saw yang memotivasi umat Islam agar berlomba dalam berbagai hal :

1. Tentang perintah untuk shalat Isya dan Subuh di masjid , Rasulullah SAW  bersabda : 
“ Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) walaupun dengan merangkak “. (HR Bukhari Muslim)

2. Beliau juga bersabda : “Ada tiga perkara yang seandainya semua orang mengetahui apa yang ada  di dalamnya tentu mereka akan lari seperti unta untuk memburunya. Ketiganya adalah adzan, shaf (barisan ) pertama  dan berangkat shalat Jum’at  lebih awal “. (HR Bukhari Muslim )

3. Beliau juga bersabda : :
انَّ رَسُوْلَ الله صم رَءَى فِى اَصْحَابِهِ تَأخُّرً عَنِ الصَّفِّ الآوَّلِ’ فَقَالَ لهُمْ: تَقَدَّمُوْا فأْتمُّوْا بِيْ والْيَتَمَّ بِكُمْ مَنْ وَرَءَكُمْ وَلاَ يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأخَّرُوْنَ حَتَّى يُأَخِّرُهُم الله عَزَّ وَجَلَّ.

“Bahwa Rasulullah saw melihat ada sebagian sahabatnya yang tak hendak maju ke shaf pertama, maka beliaupun bersabda : Majulah dan ikutilah saya, dan orang-orang yang di belakangmu harus mengikutimu pula. Suatu kaum yang suka di belakang itu, akan dibelakangkan pula oleh Allah SWT”. ( HR Muslim, Nasa’i, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Pada  ayat 148 surat Al Baqarah, Allah swt juga menyuruh kita untuk berlomba dalam kebaikan, penggalan ayat yang berbunyi “FASTABIQUL KHAIROOT-berlomba-lombalah dalam kebajikan”, demikian populer di kalangan kaum Muslimin, bahkan menjadi slogan salah satu ormas Islam besar di Tanah Air;                                 

وَلِكُلِّ وِجْحَةٌ هُوَ مًوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوْا الْخَيْرَاتِ اَيْنَ مَاتَكُوْنُوْا يَأتِ بِكُمُ الله جَمِيْعًا إنَّ الله عَلَي كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Dalam surat Al Fathir, 35:32 Allah swt juga menerangkan bahwa ada orang-orang yang gemar berlomba dalam kebajikan :

وَمِنْهُمْ سَابِقُ بِالْخَيْرَاتِ بِإذْنِ الله ذَالِكَ هُوَالْفَضِلُ الْكَبِيْرُ
 
“dan di antara mereka ada orang-orang yang selalu berlomba-lomba dalam hal kebaikan dengan izin Allah, yang demikian itu adalah keutamaan yang besar”.

Tentu saja berlomba dalam kebajikan guna meraih surga dan ampunan Allah swt, tidak saja dalam hal ibadah mahdoh yakni  ibadah yang bersifat individual seperti diterangkan dalam tiga hadits di atas. Namun dalam semua aspek ibadah dan amal saleh yang akan memberikan dampak manfaat bagi masyarakat dan kemanusiaan secara keseluruhan. 

Maka  amal-amal sosial untuk menyantuni orang miskin dan kaum dhu’afa, berlomba dalam pembangunan infrastrukutur untuk kemaslahatan umum, berlomba dalam pembangunan sarana ibadah pendidikan dan panti-panti sosial, atau berlomba untuk menanggulangi musibah bencana alam dan lain-lain, adalah ladang-ladang yang subur untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim, Rasul saw bersabda: 

اَنْ تَصَدَّق وَاَنْتَ صَحِيْحٌ شَاهيْهٌ تَأْمُلُ الْبَقَا وَتَخْشَ الْفَاقَةَ وَلاَ تمْهِيْ حَتَى اِذَا بَلَغَةِ الْهُلْقُوْمَ قُا لتَ لِفُلاَنٍ كَذَى وَلِفُلانٍ كَذَى.

“Hendaklah bersedekah ketika kamu sehat dan khawatir akan jatuh miskin dan kamu menginginkan menjadi orang kaya. Dan janganlah kamu menangguhkan sedekah sampai kamu menghadapi sakaratul maut, baru kamu berkata kepada seseorang : “Barang anu untuk si fulan . . . . ., barang anu untuk si fulan . . . .”

Bersedekah ketika sudah di ambang kematian, sudah terlambat. Ini adalah cermin dari kekikiran seseorang. Dan tentu saja sama sekali tidak ada semangat perlombaan dalam amal kebajikan.

Oleh karena itu Allah Yang Maha Rahman Maha Rahim, juga mengingatkan agar untuk mengikuti perlombaan tersebut, kita harus melakukannya sesegera mungkin. 

Perhatikanlah firmanNya dalam surat Ali Imran, 3:133 berikut:

وَسَارِعُوْا إلَي مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْآرْضُ اُعِدَّتْء لِلْمُتَّقِيْنَ
 
“ Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”.

Wallohu ‘alam bish showab

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network