JAKARTA, iNews.id – Perjanjian Batu Tulis, Bogor kembali ramai dibicarakan seiring kemunculan isu memasangkan Prabowo Subianto dengan Puan Maharani pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. PDI Perjuangan (PDIP) pun merespons wacana tersebut.
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan Perjanjian Batu Tulis sudah berakhir pada Pilpres 2009. Dengan demikian tidak berarti wajib memunculkan duet capres-cawapres dari Partai Gerindra-PDIP.
"Kalau perjanjian Batu Tulis yang dimaksudkan dalam konteks politik Prabowo dan Bu Mega (Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri) untuk pemilu sudah selesai pada tahun 2009," kata Hasto dalam diskusi daring oleh PARA Syndicate di Jakarta, Jumat (28/5/2021).
Politikus kelahiran Yogyakarta ini menerangkan, syarat Perjanjian Batu Tulis tidak dipenuhi karena terbukti pasangan Megawati-Prabowo kalah pada Pemilu 2009. Hasto lantas menyindir adanya konflik di internal Partai Demokrat memunculkan suara-suara yang menggugat kemenangan Pemilu 2009 ternyata penuh dengan manipulasi.
PDIP, kata Hasto, sangat percaya kalau kekuasaan yang diperoleh dengan cara yang tidak benar akan membawa karma politik dan kesengsaraan lahir batin.
"Di kantor PDIP kami menuliskan, Satyameva Jayate di mana pada akhirnya kebenaran pasti akan menang," kata Hasto.
Editor : ZenTeguh
Artikel Terkait