Menurutnya, hal tersebut justru menjadi kesempatan untuk mensetarakan kepemilikan fasilitas umum menjadi milik bersama.
Ia menambahkan jika dahulu Sudirman hanya bisa diakses oleh orang-orang yang memiliki kepentingan di lingkungan tersebut yakni pekerja ibu kota. Sehingga tidak semua orang bisa untuk menikmati secara santai kawasan pedestrian terbesar di Jakarta itu.
Terlebih saat ini, kawasan tersebut kini menjadi ruang publik dengan lukisan mural dengan lampu warna warni yang estetik, seperti di terowongan Kendal.
“Jadi yang kita miliki bukan sekadar trotoar. Mendadak (landscape) tower-tower tinggi itu bukan hanya menjadi milik mereka yang bekerja di tempat ini tapi bagi siapa saja silahkan datang,” ujar Anies.
Editor : Hilman Hilmansyah