BOGOR, iNewsBogor.id - Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, terdapat banyak masjid di seluruh Indonesia. Tempat ibadah umat Islam biasanya dibangun di tempat tinggal banyak penduduk.
Seperti masjid di ujung persimpangan jalan, tepat berada di belakang lampu merah akses stadion megah di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat begitu lusuh dan tidak terawat, membuat hati seorang prajurit TNI tergerak kembali pulang ke pangkuan tempat ibadah tua yang nampak usang itu.
Ia adalah Peltu Silahudin Sidiq yang kini bertugas di Kodim 0606 Kota Bogor, dekat dengan kampung halamannya di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
Silahudin kembali ke Nanggewer untuk pertama kalinya pada tahun 2004 setelah lama bertugas dan tinggal di Bandung. Namun, ia belum merasa terpanggil untuk melirik masjid tua di pinggir jalan yang mulai tertutupi kios-kios pinggir Jalan Raya Jakarta-Bogor itu.
Namun, semuanya berubah ketika ia kembali ke kampung halamannya pada akhir 2016. Silahudin tiba-tiba punya firasat dan memutuskan untuk membangun kembali Masjid yang ternyata peninggalan mendiang Ayahnya yang didirikan pada mulanya sekitar tahun 1950-an atau bahkan lebih tua dari itu.
Masjid yang kini berwarna jingga ini selalu dilalui warga Nanggewer yang ingin melintasi Jalan Raya Jakarta-Bogor lewat lampu merah Simpang Pakansari. Begitu juga bagi masyarakat yang melakukan perjalanan dari arah Pakansari menuju Kota Bogor.
Silahudin masih belum percaya bisa memperbaiki Masjid Hassanah. Ia langsung menyampaikan niat baiknya kepada keluarga dan masyarakat sekitar untuk membangun masjid tersebut, meski masih bingung dari mana uangnya.
Peltu Silahudin Sidiq, tokoh dibalik berdirinya Masjid Hasanah di Bogor yang merupakan peninggalan mendiang ayah. Foto: iNewsBogor.id/istimewa
Silahudin pun mengaku akan sulit untuk berbagi dengan warga setempat, mengingat rata-rata pendapatan daerah berada di kisaran menengah ke bawah.
Sebagai seorang prajurit, Silahudin pernah menduga dirinya tak punya cukup uang untuk membangun masjid senilai Rp3 miliar. Dia didatangin pemuka agama dan ditanyai empat opsi pendanaan, yang pertama adalah uangnya sendiri. Mengenai donatur, ia mengatakan tidak akan membentuk kepanitiaan, karena banyak juga warga yang ragu, dan tidak mungkin donasi dari perusahaan. Dia pergi ke jalan untuk mengumpulkan sumbangan dari massa pun tak sampai hati ia lakukan.
Silahudin pun ditinggal para tokoh karena tidak sanggup dan merasa tidak masuk akal atas keyakinannya membangun masjid peninggalan ayahnya itu.
"Baik, kalau begitu, biar saya sendiri," ujarnya.
Restu ilahi membuatnya tetap teguh dan menemukan jalan. Selama tiga tahun penuh perjuangan, akhirnya pada tahun 2019, Masjid Hasanah berdiri tegak di antara sibuknya perkotaan dengan bantuan para dermawan "hamba Allah". Berbagai keraguan dan cibiran dibayar lunas oleh air mata syukuran yang berlangsung pada Minggu (29/1).
Kini, selain berhasil kembali membangun Masjid Hasanah dengan dana yang lumayan besar, Silahudin pun mendirikan sebuah Yayasan yang diberi nama Yayasan Haji Udjang Sidiq dengan tujuan mendirikan yayasan itu ialah untuk mengelola Masjid dan Pesantren yang didirikan nya itu bermafaat untuk masyarakat.
Pada Januari 2023, Yayasan Haji Udjang Sidiq resmi berdiri membawahi kepengurusan pesantren dan DKM Masjid Hasanah yang mengikutsertakan masyarakat sekitar dalam kepengurusan tersebut.
Silahudin berharap, dengan ada yayasan, ke depan masjid tertua di Nanggewer, Cibinong, Kabupaten Bogor itu akan bisa membantu masjid lainnya untuk melakukan pembangunan renovasi.
Seiring berjalannya waktu, tokoh di wilayah Pakansari pun meminta izin untuk mendirikan masjid tersendiri, lantaran jamaah di Masjid Hasanah yang masih sederhana kala itu, sudah tidak tertampung. Begitupun, masjid lain di wilayah Kandang Roda dan sebagainya.
Silahudin bertekad, masjid tertua yang semula tertinggal dalam renovasi, ke depan akan membantu masjid lainnya secara bertahap.
"Saya ini bukan siapa-siapa. Tetapi, semoga cita-cita saya terkabul, karena Allah," ujarnya lagi.
Editor : Ifan Jafar Siddik