SEBELUM melakukan aktivitas seks maka pasangan suami-istri patut mengetahui dan harus melaksanakan adab-adabnya.
Ada adab dan larangan-larangan yang harus dipatuhi supaya perbuatan itu tidak menjadi dosa bagi pasangan suami istri tersebut.
Ustadz Fauzan Amin dalam sebuah dakwahnya menjelaskan beberapa tentang hal tersebut, yakni
1. Suami dilarang mendatangi istrinya melalui anal atau dubur
Bersetubuh melalui dubur dilarang keras dalam Islam. Bahkan sebagian ulama menyebut perbuatan tersebut sama dengan zina. Selain bisa menyakiti istri, juga berbahaya buat kesehatan karena ada begitu banyak bakteri di sana.
2. Suami dilarang datang secara diam-diam kepada istrinya
Dalam momen berhubungan setidaknya suami harus minta izin istri. Kalau datang diam-diam atau menyentuh badannya langsung tanpa bilang, hati-hati Anda bisa tak mendapatkan pahala. Pemanasan tetap dibutuhkan agar istri siap berhubungan.
3. Dilarang di tempat terbuka
Ketika melakukan hubungan suami istri haruslah dilakukan di tempat tertutup. Jadi jelas berhubungan di tempat terbuka apalagi jadi tontotan adalah dosa besar.
4. Tidak berhubungan saat badan masih kotor
Seperti Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah pada suatu hari pernah menggilir istri-istri beliau, beliau mandi tiap kali selesai berhubungan bersama ini dan ini.
Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bukankah lebih baik engkau cukup sekali mandi saja?” Beliau menjawab, “Seperti ini lebih suci dan lebih baik serta lebih bersih.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).
5. Dilarang menggauli ketika istri sedang haid atau datang bulan
Berhubungan saat istri lagi haid dilarang oleh agama. Secara kesehatan juga berisiko menimbulkan infeksi dan iritasi.
Larangan menggauli istri saat haid juga ada dalam Alquran Surah Al Baqarah ayat 222, “Haid itu adalah suatu kotoran. Karena itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta