JAKARTA, iNewsBogor.id - Ribuan umat Islam Syiah berkumpul di Hall Basket Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat dalam rangka peringatan Asyura Nasional, Jumat (28/7/2023).
Ritual tahunan yang ditujukan untuk mengenang syahidnya cucu Rasulullah saw, Husain bin Ali, itu mengusung tema "Kuatkan Makrifah dan Moderasi Beragama untuk NKRI".
Ketua Panitia Asyura Nasional, Ahmad Hidayat, mengatakan peringatan Asyura menjadi momentum untuk mengenang sejarah perjuangan Rasulullah SAW dan keluarganya dalam rangka menegakkan agama Islam.
"Karena itu di Indonesia, di berbagai tempat dengan akar budaya yang kuat termasuk hari ini, dalam rangka mengenang perjuangan Rasulullah melalui cucunya Imam Husain,” kata Ahmad Hidayat.
Ahmad mengatakan tema Asyura Nasional tahun ini bertujuan untuk menguatkan keimanan kepada Allah SWT. Makna dalam tema ini juga untuk menghidupkan jiwa perjuangan bagi kaum muslim di Indonesia.
Dalam konteks Indonesia, jiwa perjuangan itu tercermin dalam para pejuang di Indonesia yang berjuang untuk mempertahankan kesatuan negara Republik Indonesia.
“Karena itu, acara ini dalam rangka umat Islam ikut berkontribusi untuk menjaga kedamaian, ketertiban, kebersamaan dalam membangun bangsa ini dengan semangat moderasi dan toleransi,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Syuro Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) KH Miftah F. Rakhmat, dalam pidatonya mengatakan manfaat terbesar dari peristiwa Asyura adalah keteladanan.
“Dunia saat ini sedang krisis keteladanan. Perlu cerita hikmah, dunia tidak mengenal Ali sang pahlawan Badar, dunia tidak mengenal keteladanan Imam Husain,” katanya.
Ia berharap para jemaah yang saat ini hadir berkumpul memperingati syahidnya Imam Husain, tidak pulang dengan sia-sia, melainkan harus ada hikmah yang dibawa.
“Pantang kalau kita Kembali dari sini kita tidak mengambil satu hikmah Asyura, tidak berbakti kepada bangsa, tidak berdarma bakti untuk masyarakat bangsa dan negara,” ujarnya.
Ketua Dewan Syuro Ahlulbait Indonesia (ABI), Umar Shahab, yang juga hadir pada peringatan tersebut menjelaskan tentang makrifatullah sebagai jalan mengenal Imam Husain.
“Menjiwai apa yang diajarkan, menghayati apa yang diajarakan, akan membuat kita berada di jalan yang lurus, inilah makrifat al-Husain,” katanya.
Ia juga mengingatkan, muslim syiah yang dikenal sebagai pengikut Ali bin Abi Thalib, tak perlu berkecil hati meski dipandang sebagai minoritas di tengah masyarakat Sunni Indonesia. Ia menekankan agar jemaah Syiah Indonesia mengedepankan sikap toleran, damai, dan suka pada kebaikan.
“Tidak akan melarang orang lain untuk beribadah. Sebagai seorang Syiah Ali, kami menghargai nilai-nilai luhur bangsa,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum ABI, Habib Zahir bin Yahya, mengatakan peringatan Asyura seharusnya mampu membuat jemaah mendapatkan makrifah para Imam suci Syiah.
“Sehingga menjadi orang yang sadar, menerima apapun yang menjadi kehendak Allah, Rasul dan para imam dalam situasi apa pun, rela berkorban demi tetap bersama imamnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk menjadi pengikut sejati para imam suci, kaum muslim membutuhkan kesadaran dan makrifat. Jika hal ini tidak dimiliki, maka akan mudah terombang-ambing dalam segala situasi.
Sebagai informasi, peringatan Asyura 1455 Hijriah atau 2023 ini diikuti oleh umat Islam dari berbagai wilayah, seperti Bandung, Tangerang, dan bahkan ada juga peserta dari Malaysia dan Singapura.
Acara yang dimulai bakda salat Jumat berjemaah ini diawali dengan pembacaan surat Yasin dan tahlil serta doa bagi para ulama dan leluhur bangsa Indonesia, selanjutnya ditutup dengan doa bersama.
Editor : Ifan Jafar Siddik