JAKARTA, iNewsBogor.id – Ekonomi Indonesia tumbuh stabil di level 5,17% pada kuartal kedua 2023.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Edy Mahmud mengungkapkan, stabilitas ekonomi terjaga lantaran pendapatan domestik bruto (PDB) seluruh lapangan usaha tumbuh positif seiring masyarakat dapat beraktivitas kembali dengan normal pasca pandemi Covid-19.
Mobilitas Masyarakat
Ia menuturkan, ada peningkatan signifikan pada mobilitas masyarakat setelah pemerintah pusat menetapkan status endemi. Pada triwulan kedua 2023, jumlah penumpang di seluruh moda transportasi mengalami peningkatan signifikan.
“Jumlah penumpang di angkutan udara tumbuh 32,88 persen. Penumpangnya semakin meningkat, baik penumpang domestik maupun mancanegara. Pengangkatan laut tumbuh 18,26 persen, didorong oleh peningkatan jumlah penumpang angkutan penumpang dan barang,” ucap Edy saat konferensi pers, Senin (7/8/2023).
“Sementara pengangkutan rel tumbuh 19,40% didorong peningkatan jumlah penumpang dan barang. Ini sejalan dengan peningkatan mobilitas penduduk dengan penghapusan PPKM di akhir 2022 dan di momen liburan,” sambungnya.
Okupansi Hotel Meningkat
Kemudian juga jumlah kunjungan wisatawan manca negara dan perjalanan wisatawan nusantara di triwulan II 2023, masing-masing, tumbuh pada posisi yang cukup besar.
“Bahkan rata-rata tingkat okupansi hotel pada triwulan II 2023 mengalami peningkatan sebesar 1,84 poin (year on year),” ujar Edy.
Marak Event Internasional, Daya Beli Meningkat
Indikator lain yang menjaga stabilitas ekonomi nasional, yakni kegiatan penyelenggaraan event nasional dan internasional.
“Terutama kegiatan yang terkait keketuaan kita di ASEAN, serta libur lebaran dan libur sekolah selama triwulan II 2023, termasuk periode liburan para turis manca negara karena memasuki musim panas,” jelasnya.
Di triwulan II 2023 daya beli masyarakat juga meningkat. Ini terlihat dari inflasi yang cukup terkendali di angka 0,56%.
Kemudian penjualan mobil penumpang secara wholesale juga naik 9,64%. Penjualan domestik sepeda motor naik 40,02%. Kemudian pada triwulan II 2023 terjadi pemberian THR lebaran dan gaji ke-13 bagi PNS.
“Kalau kita lihat dari penerimaan PPh Pasal 21 juga tumbuh secara year on year sebesar 15,58 persen. Serta nilai transaksi uang elektronik, kartu debit dan kartu kredit juga tumbuh di posisi 3,50 persen yoy,” beber Edy.
PMI Manufaktur Masuki Zona Ekspansi
Dari kegiatan produksi, pada triwulan II 2023, juga tumbuh stabil. Terlihat dari PMI Manufaktur yang dikeluarkan Bank Indonesia kini berada di zona ekspansi.
Kemudian kapasitas produksi terpakai pada triwulan II 2023 sebesar 74,88 persen, angka ini lebih tinggi dari triwulan I yang tercatat sebesar 72,33 persen.
“Impor barang modal sepanjang triwulan II juga tumbuh bagus, sekitar 13,51 persen. Kemudian produksi mobil sepanjang triwulan II juga naik sebesar 4,48 persen. Serta penjualan listrik sepanjang triwulan II 2023 juga naik sebesar 3,65 persen secara yoy,” ucapnya.
Belanja Subsidi Listrik dan Bansos Meningkat
Kebijakan Pemerintah Pusat turut berperan efektif dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional.
“Kita melihat meningkatnya belanja subsidi listrik sebesar 17,86% dan bantuan sosial (bansos) sebesar 14,73%. Kemudian dari sisi moneter, kita tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 5,75%,” ucapnya.
Cadangan devisa Indonesia, pada akhir triwulan II 2023, bertambah mencapai 137,5 miliar dolar AS. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencatat cadangan devisa sebesar 136,4 miliar dolar AS.
Dari kondisi yang secara global maupun domestik, lanjut Edy, besaran PDB atas dasar harga berlaku tercatat mencapai 5.226,7 triliun. Kemudian besaran PDB atas harga konstan sebesar Rp3.075,7 triliun.
“Sehingga pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2023, bila dibandingkan dengan triwulan 1-2023 tumbuh sebesar 3,86%. Bila dibandingkan triwulan 2-2022, secara year on year, tumbuh sebesar 5,17%,” pungkasnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik