BOGOR - Isak tangis anak-anak pecah di ruang kelas sekolah Birul Walidain, Desa Parakan jaya, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Tangisan anak-anak ini terjadi saat pihak sekolah menggelar vaksin dosis anak usia enam hingga sebelas tahun, Kamis (27/1/22).
Rupanya tidak semua anak mau divaksin. Beberapa anak justru menangis karena takut disuntik . Salah satunya, Arfan (7) warga Kemang. Ia menangis histeris hingga harus dipegangi oleh lima orang, yaitu orang tuanya, tim medis serta guru di sekolah tersebut.
Menurut Sri Agustini (39), Kepala Sekolah SD Birul Walidain Kemang Bogor, ada sekitar tiga ratus lebih murid menjalani vaksin. Sebelum divaksin, pihak sekolah meminta persetujuan orang tua dengan menanda tangani surat pernyataan.
"Kami dari pihak sekolah telah meminta izin pada orang tua murid dan meminta orang tua murid untuk menanda tangani surat pernyataan untuk divaksin," jelasnya.
Kepala Sekolah juga mengatakan, vaksin hasil kerja sama antara pihak kepolisian dan Rumah sakit Dhuafa ini bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh dan herd immunity pada anak usia enam hingga sebelas tahun. Saat ini pihak sekolah belum menjalani pembelajaran tatap muka seratus persen.
"Kami belum mulai menjalani sekolah tatap muka seratus persen dan masih belajar secara luring dan daring, untuk itu kami menggelar vaksin anak," jelasnya.
Kegiatan vaksin ini meski ada yang menolak, namun pihak orang tua tetap mengikuti kegiatan vaksin dan memberikan vaksin dosis anak. Untuk kali pertama, salah satu orang tua murid, Asep Solihin (46) mengatakan dirinya sangat setuju anaknya divaksin.
"Saya sih setuju setuju aja vaksin buat anak, hal ini kan membuat agar anak bisa memiliki kekebalan tubuh sehingga bisa sekolah tatap muka secara seratus persen," paparnya.
Saat ini pemerintah kabupaten Bogor terus berupaya melakukan kegiatan vaksin covid-19, yang digelar diberbagai instansi baik swasta maupun pemerintah. Untuk saat ini kasus covid-19 sendiri sudah mencapai 642 orang sejak kemarin.
Editor : Hilman Hilmansyah