BOGOR, iNewsBogor.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membandingkan program pembagian bantuan sosial (bansos) di Indonesia dengan negara-negara lain dalam upaya memberantas kemiskinan di tanah air pada akhir tahun 2023.
Pernyataan tersebut disampaikan Airlangga saat memberikan keterangan dalam sidang lanjutan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, pada Jumat (5/4/2024).
"Beberapa negara, seperti Malaysia, memberikan bantuan kepada 8,7 juta keluarga, mencakup 25,4 persen dari total penduduk, dengan anggaran sekitar Rp25 triliun untuk periode Januari-September 2023 dan berlanjut hingga September 2024," ujar Airlangga di hadapan hakim konstitusi.
Airlangga juga menyebutkan bahwa Filipina memberikan bantuan tunai sebesar Rp3,47 triliun pada bulan September 2023 akibat dampak el-nino. Di samping itu, India memberikan bantuan pangan kepada 800 juta orang senilai Rp372 triliun dan subsidi pupuk sebesar Rp25,5 miliar.
"Singapura memberikan paket dukungan hidup kepada hampir separuh dari total penduduk, yaitu 2,5 juta orang, mulai September 2024. Amerika Serikat memberikan bantuan berupa food stamp kepada 41 juta orang dengan paket bantuan inflasi dan perlindungan terhadap dampak perubahan iklim ekstrem senilai Rp835 triliun," ungkapnya.
Sementara itu, jumlah penerima bansos di Indonesia sebesar 22 juta orang, atau 7,9 persen dari total penduduk, yang dinilai lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara lain yang memberikan bantuan serupa.
"Bansos di Indonesia, seperti bantuan pangan, diberikan kepada 22 juta orang, mencakup 7,9 persen dari total penduduk. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 25 persen, Singapura 41 persen, India 55,6 persen, dan Amerika Serikat 12,1 persen," tambahnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik