SUKABUMI - Kelangkaan minyak goreng di sejumlah daerah di Jawa Barat, berdampak bagi masyarakat. Masyarakat mengeluhkan kurangnya ketersediaan minyak goreng, seperti yang dirasakan di daerah Cibadak Kabupaten Sukabumi.
Pantauan iNewsBogor.id Rabu 16 Februari 2022, terlihat antrean panjang yang menuai kericuhan di depan area parkir salah satu minimarket daerah Karang Tengah Cibadak. Kericuhan itu dipicu adanya pembagian kupon untuk pembelian minyak goreng. Pasalnya, untuk mendapatkan minyak goreng harus mempunyai kupon yang nantinya ditukar dengan 2 liter minyak goreng per 1 kuponnya.
Seorang pembeli bernama Triana Sintia Dewi (33) warga Pasir Sireum Sukabumi, rela mengantre karena stok minyak goreng di daerahnya sudah habis. Akan tetapi, ia tidak kebagian kupon yang nantinya Ia tukar minyak goreng di minimarket tersebut. Ia pun mengantre sejak pukul 10.00 WIB.
"Di minimarket dekat rumah sudah tidak ada minyak goreng. Saya biasa beli di sana. Sekarang minyak curah dan kemasan cepat habis dimana-mana. Agak kecewa juga datang jauh-jauh kesini tidak kebagian jatah kupon untuk pembelian minyak," katanya.
Menurut salah satu karyawan minimarket, Jajang mengatakan, kelangkaan minyak goreng sudah terjadi sejak awal tahun ini harga eceran tertinggi ditetapkan. "Kami sudah tidak dapat suplai dari distributor semenjak ada kebijakan harga eceran tertinggi, Januari lalu," ujarnya.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (Diskumindag) Kota Sukabumi, Widha Yudha Setiawan, membenarkan kelangkaan tersebut.
“Kelangkaan minyak goreng curah dipicu karena belum adanya pasokan kepada distributor di Kota Sukabumi. Sedangkan untuk minyak goreng kemasan dan kemasan sederhana, saat ini pasokannya masih ada, tetapi dengan kuota terbatas,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu 16 Februari 2022.
Selain itu juga, terjadinya panic buying turut mempengaruhi kondisi kelangkaan minyak goreng.
Melihat hal itu, Yudha mengimbau agar masyarakat jangan melakukan panic buying dengan membeli minyak goreng secara berlebihan agar harganya tidak terus melonjak. Ia memastikan bahwa stok minyak goreng masih tercukupi. Jika tidak ada di pasar tradisional, bisa membeli di pasar swalayan.
"InsyaAllah minyak itu memang terlambat distribusinya, tapi kita kan produksi minyak atau kelapa sawitnya cukup besar, mestinya tidak akan kekurangan. Yang jelas masyarakat jangan panic buying, membeli sesuai kebutuhan saja," tandasnya.
Editor : Hilman Hilmansyah