JAKARTA, iNewsTangsel.id - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini masih mengkhawatirkan, bahkan hampir menyentuh Rp14.500 per dolar.
Wakil Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana mewanti-wanti jika situasi ini tidak dihadapi secepatnya, maka akan sangat membahayakan.
Melemahnya nilai tukar rupiah mungkin belum dirasakan oleh masyarakat atau masyarakat belum sadar atas dampak melemahnya rupiah.
Karena itu Danang mengatakan bahwa cepat atau lambat pelemahan rupiah akan berdampak ke sektor industri dan rumah tangga.
"Pelemahan rupiah sudah terjadi tiga bulan terakhir dan saat ini sudah menembus Rp16.400 per satu dolarnya, Mungkin (pelemahan ini) tidak anda pikirkan dampaknya, tapi saya ingatkan dengan adanya pelemahan rupiah, ada banyak sekali dampak bagi hidup anda," kaya Danang dalam akun Instagram pribadinya, Senin, 24 Juni 2024.
Ia mengatakan bahwa masyarakat baik mahasiswa atau pekerja sedikit banyak akan merasakan dampak negatif dengan pelemahan rupiah ini
Salah satu contohnya adalah kenaikan harga barang yang akan menyulitkan rakyat kecil.
"(Dampak pelemahan rupiah) jika anda belanja makanan mungkin harganya jadi naik atau tarif uang kos dan sewa rumah juga ikut naik lebih tinggi," kata danang.
Di sisi lain pelemahan rupiah juga akan menyulitkan orang yang belum bekerja seperti mahasiswa, anak sekolah atau yang masih menganggur karena beban hidup orang tua akan semakin berat karena kenaikan harga barang.
"Mungkin anda yang belum bekerja dan mahasiswa yang masih belum bisa mandiri secara finansial dengan pelemahan rupiah akan membebani orang tua mereka karena harga dan ongkos jadi lebih tinggi," papar Danang.
Rizal Taufikurahman selaku Ekonom di Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan menyebabkan pembengkakan secara ekonomi dilihat dari sisi supply utamanya akan berpengaruh pada dunia usaha.
Selain itu, akibat Pelemahan rupiah dikhawatirkan akan membuat harga barang-barang impor melonjak, termasuk bahan baku industri, serta memicu inflasi yang pada akhirnya malah melemahkan daya beli masyarakat.***
Editor : Furqon Munawar