JAKARTA, InewsBogor.id - Pengusaha tekstil, Danang Girindrawardana membantah stetmen kementerian ekonomi bahwa Indonesia masih baik-baik saja.
Dalam wawancara di sebuah televisi nasional, Danang secara tidak langsung membantah anggapan bahwa pertumbuhan ekonomi dan iklim usaha di Indonesia masih positif.
Danang berkata bahwa kondisi di lapangan saat ini jauh dari kata baik.
Kemampuan daya beli menurun membuat beban kehidupan masyarakat semakin dirasa berat.
"Saat kita berdiskusi di sini ada 13000 orang yang tak mampu lagi membayar kredit kendaraan mereka, tak bisa beli beras untuk makan istri dan anak mereka, dan ini situasi yang menyedihkan," kata Danang pada Selasa (25/06/2024).
Maraknya Pemutusan hubungan kerja (PHK) pada industri tekstil berpengaruh pada perekonomian nasional.
Sebanyak 13.800 butuh tekstil tercatat mendapat PHK karena dampak dari banyaknya perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) yang gulung tikar.
Wakil Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tersebut mengatakan bahwa banyaknya perusahaan TPT gulung tikar yang berimbas pada ribuan buruh di PHK, tak lepas dari kondisi ekonomi yang memburuk.
Salah satunya adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar juga berimbas pada mahalnya produk impor tekstil.
Tak hanya pada industri TPT, ia juga menjelaskan bahwa dampak ekonomi dari penurunan nilai tukar rupiah juga berimbas pada industri rumah tangga seperti industri kosmetik dan industri elektronik dalam negeri.
"(Selain TPT) sektor lain seperti industri elektronik, Industri rumah tangga, dan industri kosmetik juga mengalami kesulitan terkait dengan impor barang masuk," katanya.
"Dilihat dari sini saja, sebenarnya situasi ini cukup menyedihkan," tambahnya.
Untuk diketahui, Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto sebelumnya memberikan pernyataan terkait kondisi ekonomi nasional.
Airlangga berkata, ekonomi Indonesia secara keseluruhan sedang baik-baik saja, jadi tidak perlu mencemaskan APBN 2025 yang akan dilaksanakan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran.
Senarai dengan ucapan Airlangga, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa perekonomian Indonesia masih cukup tangguh dengan inflasi masih terkendali di bawah 3%.
Namun dalam pandangan Danang, pemerintah jangan terlena oleh perhitungan makro dan melihat dari satu sudut pandang.
Ia mengatakan bahwa dilapangan banyak sekali problem dan kesulitan ekonomi yang sangat dirasakan oleh rakyat akibat pelemahan rupiah dan PHK.
"Kalau negara mengatakan baik-baik saja dari indikator makro, ya semua tampak baik-baik saja. Seperti gunung yang dilihat dari jauh indah dan biru, tetapi kalau kita mendakinya akan banyak sekali semak belukar dan ular," ucap Danang.*
Editor : Furqon Munawar