get app
inews
Aa Text
Read Next : Perang Rusia-Ukraina Tingkatkan Risiko Perang Nuklir

Facebook Larang Media Pemerintah Rusia Menjalankan Iklan, Memonetisasi

Minggu, 27 Februari 2022 | 04:14 WIB
header img
simbol Facebook. Ilustrasi/ist


Facebook melarang media pemerintah Rusia untuk menjalankan iklan, memonetisasi. Langkah itu dilakukan beberapa jam setelah Moskow mengatakan pihaknya membatasi akses ke Facebook di tengah perselisihan pengecekan fakta dan invasi ke Ukraina.

Facebook mengatakan telah membatasi kemampuan media pemerintah Rusia untuk mendapatkan uang di platform media sosial saat invasi Moskow ke negara tetangga Ukraina mencapai jalan-jalan di Kyiv.

“Kami sekarang melarang media pemerintah Rusia menjalankan iklan atau memonetisasi di platform kami di mana pun di dunia,” kata Kepala Kebijakan Keamanan raksasa media sosial Facebook, Nathaniel Gleicher, di Twitter, Jumat (25/2)

Dia menambahkan bahwa Facebook akan "terus menerapkan label ke media pemerintah Rusia tambahan".

Perusahaan induk Facebook, Meta, mengatakan sebelumnya pada hari Jumat bahwa Rusia akan membatasi layanannya setelah menolak perintah pihak berwenang untuk berhenti menggunakan pemeriksa fakta dan label peringatan konten di platformnya.

Jaringan media sosial telah menjadi salah satu front dalam invasi Rusia ke Ukraina, rumah bagi informasi yang terkadang menyesatkan tetapi juga pemantauan real-time dari konflik yang berkembang pesat yang menandai krisis geopolitik terbesar di Eropa dalam beberapa dekade.

“Kemarin, pihak berwenang Rusia memerintahkan kami untuk menghentikan pemeriksaan fakta independen dan pelabelan konten yang diposting di Facebook oleh empat organisasi media milik negara Rusia, Kami menolak” kata Nick Clegg dari Meta dalam sebuah pernyataan.

Pernyataannya muncul beberapa jam setelah regulator media Rusia mengatakan pihaknya membatasi akses ke Facebook, menuduh raksasa teknologi Amerika itu menyensor dan melanggar hak-hak warga negara Rusia.

Pada hari Rabu, Facebook juga merilis fitur di Ukraina yang memungkinkan orang mengunci profil mereka untuk meningkatkan keamanan, menggunakan alat yang juga digunakan perusahaan setelah Afghanistan jatuh ke tangan Taliban tahun lalu.

Gleicher mengatakan Facebook telah mendirikan pusat operasi khusus untuk memantau situasi di Ukraina "sebagai tanggapan atas konflik militer yang sedang berlangsung".
 

Editor : Hilman Hilmansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut