Pihaknya meminta seluruh OPD dapat menindaklanjuti dan mengintervensi balita stunting atau KRS tersebut sesuai dengan tupoksi OPD masing-masing. Anas menekankan, penanganan dan pencegahan yang dilakukan kepada Balita Stunting dan Keluarga Berisiko Stunting sebaiknya dilakukan secara berkelanjutan.
“Semoga dengan rencana tindak lanjut yang akan dibuat dalam acara ini dapat menurunkan angka balita stunting di Kota Bogor dan Zero New Stunting untuk tahun 2024 menuju Indonesia Emas Tahun 2045,” ungkap Anas.
Acara Diseminasi AKS I Tahun 2024 ini turut dihadiri Asisten Administrasi Umum Setda Kota Bogor, Rakhmawati yang memberikan arahan, seluruh anggota TPPS Kota Bogor (para OPD, Akademisi, Organisasi/Asosiasi/Komunitas dan Para Pelaku Usaha (CSR) yang berjumlah 80 peserta dan juga para pakar yang menjadi narasumber dalam acara ini, yakni Mariyuana, (Psikolog), Sri Utami (spesialis anak) dan Astry Susanti (spesialis kandungan).
Sebagai informasi angka Prevalensi Stunting Kota Bogor berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023 (18,7 persen), Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024 (18,2 persen), Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) 2022 (3,25 persen), EPPGBM 2023 (2,59 persen).
Editor : Furqon Munawar