BOGOR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor melakukan upaya pemulihan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) imbas pandemi COVID-19 melalui sektor pertanian yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Saya sudah instruksikan kepada dinas-dinas terkait (pertanian) agar tak luput dan terus menggenjot perekomian kita," ungkap Bupati Bogor, Ade Yasin di Cibinong, Kabupaten Bogor pada hari Jumat (25/2/2022).
Ade mengatakan sangat berharap lebih pada Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun), dalam upaya penjualan tanaman hias yang malah mengalami lonjakan saat pandemi.
Ade mengatakan menurut perhitungannya penjualan tanaman hias di Kabupaten Bogor bisa menghasilkan devisia Rp700 juta per hari hasil ekspor tanaman hias ke berbagai negara.
"Terdapat 622 petani eksportir dari Kabupaten Bogor tergabung dalam 52 perusahaan yang mengeluarkan phythosanitary atau izin ekspor, dengan rata-rata devisa negara Rp500 juta hingga Rp700 juta per hari," jelasnya.
Selain tanaman hias, Kabupaten Bogor juga memiliki potensi perbaikan ekonomi di sektor pertanian produksi kopi robusta. Pasalnya, Kabupaten Bogor merupakan daerah peringkat keempat secara nasional dan peringkat pertama dengan produksi kopi robusta terbanyak.
Sementara itu, Jawa Barat menjadi peringkat kedua daerah di dengan produksi kopi robusta berada di Kabupaten Kuningan sebanyak 1.531 ton per tahun. Urutan ketiga Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1.188 ton per tahun.
Capaian produksi kopi robusta yang bisa menembus angka 4.151 ton dan jenis arabika sebanyak 473 ton selama tahun 2021. Sebelumnya, pada tahun 2019 para petani kopi berhasil memproduksi biji robusta sebanyak 3.667 ton dan selama tahun 2020 mencapai 4.004 ton.
Rencana target produksi kopi robusta di Kabupaten Bogor telah diproyeksikan hingga tahun 2023, yaitu hanya sebanyak 3.726 ton dalam setahun.
"Kabupaten Bogor sangat kaya akan kekayaan alamnya, tanah-tanah yang subur dapat diolah untuk pertanian dan perkebunan. Sistem dan teknologi bidang pertanian yang kita edukasikan terus juga membuahkan hasil," pungkasnya.
Editor : Hilman Hilmansyah