IBI dan e-Nutri Kolaborasi Luncurkan Gerakan Skrining dan Edukasi Cegah Anemia

BOGOR, iNewsBogor.id – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bekerja sama dengan e-Nutri meluncurkan program "Aksi Nyata Bidan Cegah Anemia" melalui Gerakan Skrining dan Edukasi Pencegahan Anemia Defisiensi Besi. Inisiatif ini bertepatan dengan peringatan World Anemia Awareness Day yang jatuh pada 13 Februari 2025.
Gerakan ini telah dimulai sejak 1 Februari 2025 secara serentak di seluruh Indonesia dan resmi diluncurkan di Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, pada 13 Februari 2025.
Ketua Umum PP IBI, Dr. Ade Jubaedah, S.Keb, Bdn, MM, MKM, menyatakan bahwa program ini akan terus dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Targetnya adalah menjangkau 500.000 anak, ibu hamil, dan ibu menyusui dengan menggunakan fitur Kalkulator Zat Besi pada aplikasi e-Nutri. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menilai dan memantau risiko defisiensi zat besi secara mandiri.
"Ibu hamil dan anak usia di bawah 5 tahun merupakan kelompok paling rentan terhadap anemia defisiensi besi. Data menunjukkan bahwa 28% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia, sementara 1 dari 4 anak di bawah 5 tahun juga terkena kondisi ini," ujar Ade Jubaedah.
Penyebab utama tingginya angka anemia adalah pola makan yang kurang asupan zat besi. Berdasarkan penelitian, 1 dari 3 anak di Indonesia tidak mengonsumsi makanan kaya zat besi. Bahkan, studi terhadap lebih dari 400 ibu hamil dan menyusui menunjukkan bahwa konsumsi zat besi mereka hanya mencapai 44% dan 63% dari angka kecukupan gizi (AKG) yang direkomendasikan.
Ade menegaskan bahwa anemia, baik pada ibu maupun anak, dapat meningkatkan risiko stunting, yang berpengaruh pada perkembangan otak serta pertumbuhan optimal anak. Hal ini dapat menjadi ancaman dalam mewujudkan Generasi Emas 2045. Oleh karena itu, deteksi dini melalui skrining faktor risiko dalam pelayanan kesehatan sangat penting.
“IBI berkomitmen mendukung penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan stunting. Skrining anemia yang terintegrasi dalam pelayanan bidan sehari-hari menjadi kunci utama untuk mencapai target tersebut,” tambahnya.
Lebih lanjut, Gladys Samosir, Digital Engagement Lead e-Nutri, menjelaskan bahwa fitur Kalkulator Zat Besi dalam aplikasi e-Nutri dikembangkan berdasarkan rekomendasi World Health Organization (WHO) dan disesuaikan dengan Angka Kebutuhan Gizi (AKG) Indonesia. Alat skrining ini menggunakan kuesioner sederhana untuk menilai faktor risiko anemia dalam waktu hanya 3 menit.
"Dengan fitur ini, bidan dan tenaga kesehatan lainnya dapat lebih mudah melakukan skrining anemia serta memberikan edukasi yang tepat bagi ibu dan anak," jelas Gladys.
Melalui kolaborasi ini, e-Nutri berharap fitur Kalkulator Zat Besi dapat terus terintegrasi dengan layanan kesehatan, tidak hanya untuk bidan tetapi juga bagi tenaga kesehatan lainnya, guna mendukung pencegahan anemia defisiensi besi di Indonesia.
"Kami optimis kolaborasi ini akan semakin luas dan berdampak besar dalam mempercepat penurunan angka anemia di Indonesia," tutup Gladys.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta