get app
inews
Aa Text
Read Next : Raih Kepercayaan Publik Perhimpunan INH Melejit di Tahun 2024

Audiensi ke MUI Pusat, SMURP dan BKPRMI Minta Boikot Produk Terafiliasi Israel Intens Disuarakan

Sabtu, 15 Maret 2025 | 17:42 WIB
header img
Audiensi SMURP dan BKPRMI yang diterima langsung Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri MUI Dubes Bunyan Saptono. (Foto : Istimewa)

JAKARTA, iNewsBogor.id - Bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriyah bisa jadi momentum bagi umat Islam untuk mengingat kembali aksi genosida yang dilakukan tentara Zionis Israel yang telah membantai puluhan ribu rakyat Palestina tak berdosa. Dan boikot produk terafiliasi Israel bisa menjadi bentuk perlawanan yang harus terus digelorakan karena terbukti membawa dampak signifikan terganggunya stabilitas perekonomian rezim pemerintahan pimpinan PM Benyamin Netanyahu;.

Oleh karena itu, Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat Palestina (SMURP) mendesak MUI Pusat  konsisten mengeluarkan pernyataan dan himbauan terkait agenda boikot produk terafiliasi Israel. Terbaru, SMURP mendukung  pernyataan yang dikeluarkan petinggi MUI terkait keberlanjutan agenda boikot produk terafiliasi Israel di bulan Ramadhan 1446 Hijriah.

“Kami meminta MUI untuk terus menghimbau dan mengingatkan umat untuk melanjukan tindakan boikot produk terafiliasi Israel. Kami minta MUI jangan ragu untuk melakukan itu. Himbauan untuk melakukan boikot justru penting di tengah perilaku dan kesadaran umat yang mungkin kembali abai dan melupakan upaya boikot,” kata Koordinator SMURP Andrian Rizky saat beraudiensi dengan MUI pusat pada Jum’at (14/3) sore.

Menurut SMURP, MUI memang memiliki kewajiban moral untuk terus mengingatkan umat Islam dalam mendukung upaya perjuangan kemerdekaan Palestina. Salah satunya, ungkap dia, dengan mengingatkan konsistensi umat Islam Indonesia untuk melakukan aksi boikot produk terafiliasi Israel hingga Palestina bisa mendapatkan kemerdekaan yang seutuhnya.

“MUI punya kewajiban moral untuk mengingatkan umat muslim Indonesia. Setidaknya, himbauan dan pernyataan MUI terkait boikot produk terafiliasi Israel itu membuat umat Islam memahami upaya perjuangan kemerdekaan Palestina masih sangat panjang,” ucapnya.

Kepada MUI, SMURP pun mengingatkan maraknya tindakan Palestine Washing atau gejala pura-pura mendukung Palestina (dengan memberikan donasi kemanusiaan) yang dilakukan sejumlah produk terafiliasi Israel. Menurut Andrian, tindakan tersebut merupakan upaya kamuflase atau penyamaran yang dilakukan sejumlah produk terafiliasi Israel agar mereka bisa terhindar dari aksi boikot. Andrian pun berharap MUI tidak terkecoh dengan model penyamaran yang dilakukan produk produk terafiliasi Israel tersebut.

“Kami juga sampaikan ke MUI soal tindakan Palestine Washing yang dilakukan sejumlah produk. Kami berharap MUI tidak terkecoh dengan aksi-aksi murahan produk pendukung kebiadaban Israel tersebut. Terus terang donasi yang diberikan mereka tidak akan mampu mengembalikan nyawa dan darah umat muslim yang tertumpah di tanah Palestina,” tegas dia.

SMURP pun tetap merujuk 10 merek produk yang disebut Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) sebagai produk genosida atau produk terafiliasi Israel. Kesepuluh produk tersebut antara lain Starbucks, Danone, Nestle, Zara, Kraft Heinz, Unilever, Coca Cola Group, McDonalds, Mondelez, Burger King, dan sejumlah produk Kurma Israel. Keseluruh produk tersebut, ungkap Andrian, tercantum sebagai produk-produk yang terafiliasi Israel di dalam situs boikot internasional: boycott.thewitness dan bdnaash.

Sementara itu, Ketua Umum Badan Komunikasi Pengurus Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Nanang Mubarok menyebut seruan terbaru MUI tentang konsistensi boikot produk terafiliasi Israel sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran umat Islam Indonesia soal dukungan terhadap perjuangan Palestina. Menurut Nanang, seruan tersebut penting di tengah mulai mengendurnya kampanye dan aksi boikot produk terafiliasi Israel.

“Bagi BKPRMI, fatwa dan seruan MUI adalah perintah. Terkait seruan boikot produk terafiliasi Israel, itu merupakan gerakan untuk meningkatkan kesadaran umat muslim Indonesia secara kolektif (bersama),” kata Nanang dalam tayangan podcast Trust Indonesia, Kamis (13/3) malam.

Nanang mengaku organisasinya sudah membuat edaran dan himbauan aksi boikot produk terafiliasi Israel kepada semua anggota di seluruh wilayah Indonesia sejak MUI mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan Terhadap Perjuangan Palestina yang dirilis pada November 2023 lalu. Edaran tersebut, ungkapnya, bahkan berhasil menjadi referensi pada pemuda di desa-desa untuk tidak menggunakan produk produk terafiliasi Israel.

“Nah (kan) sudah ada fatwa seperti itu. Setelah keluar fatwa, kita pun membuat edaran dan juga himbauan kepada seluruh kader pengurus BKPRMI. Dari mulai DPP, DPW, DPD, DPK, DPD, sampai unit terkecil, unit pemuda remaja masjid (di desa-desa),” sambungnya.

Nanang pun memyambut baik komitmen umat Islam Indonesia dalam mengalihkan penggunaan produk terafiliasi Israel ke produk-produk nasional. Menurutnya, tindakan tersebut bahkan menyediakan peluang bagi pengusaha nasional untuk membuat produksi alternatif yang lebih halal dan mendatangkan keberkahan.

“Hari ini, memang kita akan menjadikan aksi boikot tersebut se bagai sebuah peluang untuk bersama-sama menyediakan produk alternatif yang lebih halal dan lebih barokah. Contohnya kolaborasi BKPRMI dengan banyak mitra pada tahun ini tentang gerbang emas alias gerakan membangun ekonomi masjid,” tuturnya.

Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional MUI, Dubes Bunyan Saptomo menyambut baik inisiatif SMURP yang meminta MUI terus menyerukan umat untuk memboikot produk terafiliasi Israel. Pasalnya, mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, umat Islam harus berupaya menghentikan semua bentuk kemungkaran, termasuk kejahatan genosida yang dilakukan Israel di Palestina. Salah satu caranya, ungkap dia, dengan memberikan himbauan dan seruan kepada umat Islam untuk melakukan aksi boikot.

“Mewakili pimpinan, saya menyambut semangat dari adik-adik (SMURP) untuk teruskan perjuangan membela Palestina. Hati kita selalu berdoa ya kan (untuk Palestina). Kalau nggak bisa pakai tangan, pakai lisan dulu dan terus bersuara,” ujarnya saat menerima audiensi SMURP di lantai 3 kantor pusat MUI.

Dubes Bunyan bahkan kembali menegaskan dukungan institusinya terhadap aksi boikot produk terafiliasi Israel. Dirinya menilai aksi boikot secara tidak langsung membuat upaya pemerataan ekonomi terjadi karena dominasi bisnis perusahaan global mulai bergeser kepada perusahaan nasional dan UMKM.

“Kita telah mengadakan pembicaraan dengan Kemenlu bersama dengan gerakan BDS, paparannya (kita) ingin terus menyuarakan boikot sampai Palestina merdeka dan itu sejalan dengan sikap majelis ulama Indonesia. Memang ada kekhawatiran menimbulkan kebangkrutan perusahaan-perusahaan yang punya cabang di Indonesia (juga menimbulkan pengangguran), tetapi saya sampaikan bahwa khususnya yang terkait dengan industri makanan, itu dampaknya adalah pemerataan (bisnis). Kini dominasi perusahaan besar mulai berkurang, kemudian tumbuh pengusaha-pengusaha kecil yang menjual ayam geprek, kopi, dan lain-lain. Dan ternyata itu lumayan efektif, jadi ini metode pemerataan,” jelas dia.

Dalam kesempatan tersebut, selain melakukan audiensi dengan MUI, SMURP dan BKPRMI juga membagi-bagikan 500 takjil kepada para pengendara dan penduduk yang berada di sekitar kantor MUI. SMURP menyebut aksi bagi-bagi takjil ini juga sebagai bentuk rasa syukur atas respon positif umat Islam Indonesia selama ini dalam mendukung aksi boikot produk terafiliasi Israel.

Editor : Furqon Munawar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut