Selain itu, program Petani Milenial merupakan langkah tepat dalam regenerasi petani. Rektor IPB University menyebut, rata-rata petani Indonesia berusia 48 tahun. Tentu akan menjadi masalah besar ke depan jika tidak ada lagi generasi muda yang terjun menjadi petani. Oleh karena itu, ia berharap program ini menjadi solusi melahirkan petani unggul yang berjiwa entrepreneur dan paham teknologi terkini.
“IPB University setiap tahun melakukan talent mapping kepada mahasiswa baru, hasilnya ada 32 persen mahasiswa yang ingin menjadi entrepreneur agribisnis. Oleh karena itu, kita siapkan program secara sistematis untuk melahirkan pengusaha pertanian yang tangguh,” kata Prof Arif.
Sementara itu di tempat yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut, di Propinsi Jawa Barat yang dipimpinnya, selain krisis regenerasi petani, ia melihat bahwa banyak lahan tak terurus. Disamping itu, penerapan teknologi pada petani masih sangat minim. Persoalan inilah yang menjadi latar belakang hadirnya program Petani Milenial.
“Dari 3.2 juta petani di Jawa Barat, 71 persennya berusia lansia. Kalau tidak ada gagasan baru, maka bisa dibayangkan hitungan puluh tahun kita mau makan apa? Masa depan buruk itulah yang ingin kita hindari,” tutur Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil berharap, dari 1249 petani milenial ini menjadi cikal bakal terwujudnya kedaulatan pangan Indonesia di masa di depan. Ia meyakini, bahwa masa depan akan lahir dari desa. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kata dia, akan terus berkomitmen untuk mengawal kesuksesan program Petani Milenial.
“Semangat tinggal di desa, rejeki kota, bisnis mendunia bukan lagi mustahil. Saya doakan, kalau tahun ini ada 1249 yang lolos dan berhasil, tahun-tahun ke depan akan meningkat, sampai suatu hari mayoritas petani adalah anak-anak muda dan menjadi kedaulatan pangan,” paparnya.
Editor : Hilman Hilmansyah