BOGOR - Mengawali keketuaan/presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022, Kementerian Pertanian selaku focal point Agriculture Working Group (AWG) G20 menggelar Agriculture Deputies Meeting (ADM) ke-1 pada tanggal 30-31 Maret 2022 secara hybrid di Novotel Hotel Bogor, Jawa Barat, Kamis (31/3/2022).
Pertemuan yang berlangsung 2 (dua) hari tersebut, merupakan pertemuan pejabat tingkat eselon 1 dari keseluruhan rangkaian penyelenggaraan AWG G20. Ketua Delegasi RI dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono.
Agriculture Deputies Meeting (ADM) ke-1 dihadiri oleh para pejabat dari seluruh negara anggota G20, negara undangan, dan Organisasi Internasional secara daring (online).
Ketua Delegasi RI Kasdi Subagyono, menjelaskan ADM Ke-1 membahas tiga isu prioritas, yaitu (1) Membangun sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan berkelanjutan; (2) Mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka, adil, dapat diprediksi, dan transparan; dan (3) Mendorong inovasi agri-preneurship melalui pertanian digital untuk meningkatkan taraf hidup petani di pedesaan.
Ketiga isu prioritas tersebut terangkum dalam tema AWG G20 keketuaan/ presidensi Indonesia, yaitu “Balancing Production and Trade to Fulfill Food for All”. Tema tersebut bertujuan untuk mencerminkan komitmen bersama para Menteri Pertanian G20, untuk memastikan pasokan pangan yang memadai untuk semua, dengan memastikan keseimbangan antara jaminan pasokan yang bersumber dari pertanian dan sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan, dan yang bersumber dari pangan dan pertanian lintas batas negara. perdagangan komoditas, karena kami menganggap keduanya sama-sama penting dan saling melengkapi satu sama lain.
Isu prioritas pertama dilakukan diantaranya melalui upaya meningkatkan diversifikasi produksi dan konsumsi, mengurangi dan mengelola limbah pangan dan pertanian (food loss and waste), memastikan keterlibatan wanita dan pemuda pada rantai pasok dan nilai pertanian, mendukung UMKM sektor pertanian, dan mempercepat implementasi sistem pertanian cerdas yang ramah iklim / climate-smart agriculture (CSA). Isu prioritas kedua sangat penting untuk memastikan operasionalisasi rantai nilai pangan yang tangguh dan efektif, dan aliran pangan antar lintas batas negara yang lancar. Isu prioritas ketiga membuka peluang untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani, dimana G20 akan mendiskusikan dukungan dan kemitraan dalam membangun kapasitas digital terutama untuk petani kecil.
Agriculture Deputies Meeting (ADM) ke-1 Presidensi Indonesia Tahun 2022 Digelar di Bogor. FOTO: ist
Melalui AWG G20 presidensi Indonesia tahun 2022 ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi dunia akibat Covid-19 dan pencapaian “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” / “Sustainable Development Goals” (SDGs) terutama dalam penanggulangan kelaparan, pengurangan kemiskinan dan penanganan krisis perubahan iklim pada waktu yang bersamaan.
Sebagai bagian dari komunitas internasional, G20 perlu terus mendukung peran penting pertanian dalam menyediakan pangan dan gizi bagi semua, serta memastikan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan produksi pangan yang efisien untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat, serta keandalan, kepastian dan keadilan perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara (balancing production and trade to fulfil food for all). Untuk itu, komitmen dan upaya bersama dalam membangun sistem pangan berkelanjutan yang tahan terhadap guncangan di masa depan, sangat penting untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan pencapaian agenda SDGs 2030.
Editor : Hilman Hilmansyah