Dari 3R ke 10R, UIKA Dorong Bogor Jadi Kota Sirkular
Dari Kampus untuk Kota
FTS UIKA, lanjut Dr. Rimun, sedang mengembangkan model pembelajaran berbasis aksi nyata. Mahasiswa tidak hanya diajak memahami teori, tapi juga turun langsung mengelola limbah laboratorium, membuat produk upcycling (pemanfaatan ulang limbah menjadi barang bernilai lebih tinggi), dan memetakan potensi energi dari sampah organik di lingkungan sekitar kampus.
“Kami ingin membentuk generasi yang tidak hanya peduli, tapi juga mampu berinovasi. Kalau mahasiswa bisa menunjukkan contoh, masyarakat akan lebih mudah ikut,” katanya.
Program ini sejalan dengan kredo FTS UIKA Bogor sebagai kampus BERADAB: B – Beriman dan bertakwa; E – Etika profesional; R – Rasional dan kritis; A – Amanah; D – Dedikasi; A – Akhlak mulia; dan B – Berkah untuk umat.
Nilai tersebut, menurutnya, juga mencerminkan semangat ekonomi sirkular yang tidak hanya rasional secara ekonomi, tapi juga etis terhadap lingkungan.
Harapan untuk Pemerintah Daerah
Dr. Rimun berharap Pemerintah Kota Bogor terus memperkuat regulasi, memperluas sistem bank sampah, dan menggandeng universitas serta pelaku industri. “Bogor bisa menjadi kota percontohan ekonomi sirkular di Indonesia jika memiliki kemauan politik dan konsistensi di lapangan,” ujarnya.
Ia menambahkan, keberhasilan PSEL dan 10R tidak semata soal teknologi, melainkan soal kesadaran kolektif. “Kalau kita bisa mengubah cara pandang dari buang menjadi gunakan kembali, maka bukan hanya sampah yang berkurang, tapi juga terbuka peluang ekonomi baru yang lebih hijau,” tutupnya.
Editor : Furqon Munawar